My Math teacher said "The important thing is THE PROCESS, not the result." And I believe it ever since.
Saturday, April 1, 2017
TTC Journey - Season 3: Eps 3: Putus(kan) ASA..!
Sebelumnya, saya juga mah share tentang posting mengenai hormone testnya si MT yang pernah saya ceritakan di posting ini.
Pertama kali MT disuruh test hormone, itu kami lakukan di sebuah lab di bilangan jakarta barat, berikut hasilnya:
Kemudian, ini adalah hasil test yang dilakukan di klinik dr. Indra - setelah menjalani terapi hormon 8x:
Kalau dilihat di bagian Hormon Prolaktin di hasil test pertama, nampaknya hasilnya tidak kenapa2, karena range atas untuk ukuran normal, sampai di angka 25. Tetapi, ternyata kalau dilihat di klinik dr. Indra, seharusnya rujukan prolaktin untuk pria itu di angka 17.0. Dari hasil test pertama, Prolaktin si MT masih tinggi untuk ukuran pria.. Katanya sih pria dengan prolaktin tinggi ini lebih sensitive (jadi punya perasaan seperti wanita yang emosional haha! Jadi, buat kamu2 yang pasangannya cepat naik darah, coba deh di cek hormone hahahah!! - ajaran sesat ala saya)..
Ok, sekian dengan hormon.
Melanjutkan cerita tentang ASA.
Dari posting Eps 2 kemarin, setelah hormon MT normal, seharusnya langsung jadi tek-dung.. tapi si genderang perang belum juga bersambut (halah!) akhirnya kami menjalani lagi serangkaian test, yang tidak murah.. namanya test Anti Sperm Antibody atau disingkat ASA. Kalau ada yang mau cari2 penjelasan ilmiahnya, bisa di google2 dulu sebelum melanjutkan bacaan cerita ringan saya ini.. hehe.. saya sudah beberapa kali membaca di beberapa source seperti disini, disini dan disini.
Secara singkat ajah, dari hasil desktop research yang sudah saya lakukan dari berbagai forum dan artikel, yang kemudian saya olah dengan bekal ilmu biologi sampai dengan tamat kelas 3SMA (jadi maap yah kalo ada salah)... hehe.. intinya ASA adalah bagian dari antibody (bisa dalam tubuh wanita dan pria) yang menganggap sperm sebagai "musuh". Hasilnya, jika sperm mengenai darah/cairan tubuh lainnya (bisa di vagina mucus) mereka akan membentuk gumpalan (aglutinasi kalo bahasa kerennya) dan tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai ke pembuahan.
Kenapa ada juga pada pria? Iyah, dalam beberapa kasus yang sudah saya baca, kalau buah zakar pria ada kelaianan (yang saya juga tidak tau seperti apa jelasnya) yang membuat "ruangan produksi sperm" terkontaminasi dengan darahnya sendiri - yg mengandung ASA tersebut - bisa juga "merusak" produksi.
Test pertama yang kami lakukan adalah Evaluasi ASA pada tubuh saya.
Test ini kalo nggak salah ingat, harganya itu 1.3juta (tahun 2016 akhir). Hasil testnya seperti ini:
Intinya, si pria harus melakukan ejakulasi dan mengeluarkan sprem. Si wanita diambil sampel darahnya (cukup banyak oh no!). Nantinya, si sperm itu di test berapa lama bisa bertahan di dalam darah si wanita tanpa mengalami penggumpalan.
Jadi, cara baca hasil test di atas adalah:
Pertama, lihat di tabel nya dulu..Jangan tanya apa itu 1:8, 1:16, 1:32 dst... karena saya tidak tau apa angka2 tersebut.. hehe. Pokoknya yang kita lihat adalah: tanda positif ada di angka berapa. Untuk rujukan normal, angka positif harusnya berada di angka 1:64. Sedangkan punya saya ada di angka: 1:131ribu. Dan kesimpulannya adalah: ASA sangat tinggi. Iyah memang saya ini orang yang jarang putus asa, dan selalu auban mencoba berkali2 loh! hehehe (apasih).
Kedua, hasil SIV. Saya tidak tau sih ini apa.. tapi kata dokternya nilai saya tinggi, karena saya sering makan junk food! :(
Akhirnya diresepin obat antioksidan yang harus dimakan selama 2 bulan setiap hari, di jam yang sama (saya makan bolong2 dan kadang beda2 jamnya hehe)..
Ketiga, hasil IgE. ini ada hubungannya sama antibody. tapi saya malas research since hasilnya udah bagus hehe.
Next apa? Next adalah PLI (Paternal Leukocyte Immunization).
PLI itu adalah salah satu jalan untuk "mengenalkan" antibody saya ke "unsur tubuh" si MT. Jadi nantinya, saatnya dia untuk "bertemu" kembali dengan si sperm, dia sudah kenal dan tidak "membunuh" si sprem.. kurang lebih begitu.. heheh
Gimana cara mengenalkannya? dengan cara imunimasasi leukosit suami ke istri. Atau dengan cara menyuntikkan sel darah putih suami yang sudah di proses ke tubuh si istri.. ngeri yah teknologi udah hebat banget sekarang :D
Sebelum, PLI, ada beberapa test yang harus dijalani.
Pertama, test HIV suami haha! Penting banget loh ini. Kalau2 suaminya punya virus ataupun infeksi apapun dan melakukan PLI, itu sama saja dengan "suka rela" menularkan ke istri. hehe. Untuk yang ini, untung hasil test si MT bagus.. jd ok untuk proceed ke PLI. Test ini harganya ratusan ribu (saya lupa berapa tepatnya, tapi nggak sampai menginjak angka jutaan).
Kedua adalah test alergi istri. Kenapa harus test alergi? Nah, ini dokternya nggak bilang dengan jelas juga sih, sayapun tidak bertanya. Tapi setelah ketemu dengan immunolog, beliau bilang memang alergi akan sesuatu itu bisa meningkatkan antibody. Trus pertanyaan saya berikutnya: loh saya makan apa ajah nggak pernah loh sampe gatal2 atau bersin2 atau apalah tanda2 alergi yang biasanya ada pada diri manusia. Ternyata jawabannya adalah: memang nggak semua tubuh manusia bisa langsung bereaksi terhadap alergi. Misalnya saya, saya alergi ayam (iyah, ternyata ada loh alergi ayam, saya baru tau) nah saat makan ayam, saya tidak serta merta bentol2, kenapa? karena antibody saya built up untuk mencegah keluarnya reaksi negatif terhadap tubuh saya seperti: gatal2. Tapi karena ketidaktahuan saya, saya terus makan ayam. Dan antibody sayapun terus menerus meningkat, apalagi karena memerangi si ayam. Begitu kira2 ceritanya.
Dan dari hasil test alergi ini, saya alergi.... banyaaaaaaakkkk... dan dari banyak hal itu, adalah hal sehari2 yang saya makan.. seperti: ayam (saya beberapakali masak ayam obat cina padahal huhu), bebek, telur2an, ikan salmon, tenggiri (saya sering bangeett), aneka jeruk (saya suka bangeeet), tomat, aneka keju (huhuhuhu), aneka susu dan dairy, presevative (gak boleh makan indomie lagi huhuhu), pemutih makanan, dan lain2!! huhuhu..
Nah, dari hasil ini, saya harus sebusa mungkin mencegah makan2n yang akan menimbulkan reaksi di tubuh saya. Sayapun nurut.. yah kadang2 ada cheat nya dikit.. tapi ini jaraaaaang banget sih.. Sebenernya yang paling susah ini bukan menghindari makanan alerginya, tapi turunannya, misalnya: kue bolu, indomei pake telur, martabak, mie ayam abang2, baso hangat dikala sedang hujan deras..huhuhu.. kue2an kering, cha time, dum dum, coco.. huhuhuhu dan banyaaaakkk lagi.
Test alergi ini makan biaya 2 juta rupiah (belum termasuk konsultasi immunolog).. tadinya MT juga mau "ikut2an" test.. kan nggak ada salahnya tau mengenai alergi kita.. tapi setelah tau harganya 2 juta, niatnyapun diurungkan.. hehehe
Dari hasil2 di atas akhirnya kami masih maju-mundur dengan keputusan PLI. Kenapa? Pertama, nggak semua dokter kesuburan (baik obgyn maupun androlog) di Indonesia berpegang pada aliran "PLI" ini. Beberapa dokter (misalnya dokter-dokter di salah satu RSIA terkenal di bilangan jakarta pusat) tidak menganjurkan untuk melakukan test antibody. Di beberapa artikel di internet pun masi ada pro dan kontra. Ada yang bilang bahwa antibody itu hanya ada di servical mucus (cairan mulut vagina). Dan hal ini masih bisa diatasi dengan tindakan inseminasi. Sehingga si pasukan sperm tidak melalui cairan tersebut untuk menuju kedalam. Kedua, nggak banyak orang yang sudah berhasil dan bercerita di blog/ di forum tentang keberhasilannya dalam menjalankan PLI.
Tapi akhirnya, setelah bertanya ke beberapa sumber, ada ajah yang berhasil, walaupun setelah 1-2 tahun PLI. Akhirnya bisa memiliki keturunan baik normal, atau dengan bantuan insem/IVF. Akhirnya, kami putus(kan) ASA akan kami perangi dengan PLI!! Nggak ada salahnya kita coba segala cara, walaupun ujungnya di tangan Tuhan. Akhirnya awal Feburary kemarin kami mulai dengan PLI 3x, yang jarak tiap suntikannya 3-4 minggu. Kemudian, saya juga melakukan pantang makanan dari hasil test alergi di atas. Dan saya juga berjanji untuk menceritakan semua proses PLI saya dengan lengkap hehe. Semoga bisa membantu para pembaca yang juga sedang bingung seperti saya dan MT. :)
Biaya PLI setiap suntikan adalah 1.1juta, diluar biaya penyuntikan, oleh immunolog (c.200k).
Oh iyah, ada yang penting info ketinggalan. Selama proses PLI, kami diharuskan menggunakan pengaman saat berhubungan. Kenapa? agar antibody saya benar2 "lupa" sama "musuh"nya heheh...
Di setiap 3x suntik PLI, kami disarankan untuk menjalankan test evaluasi untuk melihat hasil dan perkembangan. Dan hari ini adalah hasil test evaluasi pertama kami keluar. Ini hasilnya:
Belum mencapai 1:64 sihh.. yah as expectedlah, karena tubuh juga butuh waktu untuk penyesuaian kan.. Tapi saya cukup bangga dengan hasil pantangan saya dan PLI kami selama 3x tersebut. Saya berhasil turun 4 tingkat ke 1:8rb. menurut dokter, biasanya orang turun 3 peringkat.
Menurut dokter, kalau 3x PLI lagi sudah bisa turun sampai 1:512, artinya kami sudah boleh mulai "usaha" kami lagi (if u know what I mean). hahah
Makanya, doakan usaha kami yah teman2 semuaa!!
Sekian cerita saya, nampaknya posting ini sangan kepanjangan yah..semoga memberikan sedikit tambahan info.. maafkan saya kalo ada salah2 kata (kok kayak pidato) hahaha
Sampai jumpa di evaluasi PLI kedua!!
Ciao!!
Thursday, March 9, 2017
Kenapa Dia?
Mumpung hari ini saya cuti, saya coba meluangkan waktu untuk menulis..
Kenapa sih saya suka menulis? karena menurut salah satu dosen pembimbing skripsi saya saat di Bandung, dengan menulis kita bisa belajar mencerna mind-mapping yang ada di otak kita. Kita tuangkan dalam tulisan yang nantinya bisa bermanfaat untuk orang lain :)
Tapi sayangnya, blog saya ini *tarik napas dan buang napas* apalah artinya blog saya ini untuk orang lain *sigh...
Walaupun tidak menambah sepersen-pun ilmu pengetahun, tapi tetap saja saya menulis apa yang saya rasakan dan apa yang menurut saya bisa bermanfaat untuk dibaca orang lain.. hehe semoga pembaca2 blog saya ini mendapatkan manfaat yah.. (at least) bisa untuk sedikit tersenyum dan tertawa saat saya sedang mencoba untuk melucu dalam tulisan saya :D
Hari ini saya mau bercerita tentang si "Dia".. Hey Hey Siapa Dia..? (lagu apa hayo ini?? anak 90an pasti tau! hehe)
Anyway.. tempo hari ada seorang bertanya kepada saya (sebenarnya pertanyaan dia ini sudah beberapa kali dilemparkan ke saya oleh beberapa orang)..
"Win, Kenapa Dia? Kenapa MT? Kapan lo tau He is The one? Apa alasan lo menikah sama dia?"
Wiii... berat banget nggak, pembaca, pertanyaan ini?? haha..
Berat loh buat saya.. pertanyaan super berbobot yang ditanyakan kepada seorang wanita impulsive yang tidak pernah berfikir jernih saat mengambil sebuah keputusan.. hahaha.. I was just lucky marrying him haha!
Terus terang ajah yah, saya nggak pernah loh - menjelang hari pernikahan - berfikir "Is he the one? What if I've made the wrong decision?" never!
Selain karena MT emank baik banget nget (Disclaimer dulu sebelum mengungkapkan fakta selanjutnya), saya juga orang yang (seperti yang saya bilang sebelumnya) impulsive. I never think. That's simple. haha!
Saya nggak pernah punya long list full of criteria pria seperti apa yang harus saya kencani (duh bahasa tahun 90-an), saya juga tidak punya long list of my dream wedding day.. Saya juga tidak pernah punya list panjang tentang kriteria apa saja yang saya mau dari seorang suami saya..
Cuma 1 hal yang dari dulu saya cari dari pribadi seorang pria: Seperti Papa saya. (HAHA!) ternyata lebih susah daripada punya list panjang yahhh...!! hahaha Yes, I'm a daddy's spoiled lil girl! Dan saya menemukan itu di dirinya si MT. That's it. Tapi kalo disuruh jabarin satu-satu, saya nggak tau kriteria apa ajah yang MT punya yang mirip papa saya.. karena kalo dipikir2 sebenernya MT nggak mirip2 banget sama papa saya.. haha disaat papa saya menyetir dengan sangat terburu2, MT menyetir dengan sangant hati2 dan taat peraturan.. di saat papa saya suka barang2 up to date, MT malah suka barang2 jadoel..
Jadi, balik lagi ke pertanyaan pertama: Kenapa Dia?
Overall, saya tidak tau, mungkin karena kami cocok selama 7 tahun pacaran.. Mungkin karena kami bisa menjaga komunikasi kami dengan baik (note: saya setiap malam selalu telepon sama MT dan mengobrol - literally mengobrol tentang semua kejadian di hari masing2).. Mungkin juga karena kami punya rasa toleransi yang cukup untuk antisipasi sifat jelek satu sama lain.. Mungkin karena saya ini impulsive dan nggak pernah berfikir rumit :D
Kemudian, pertanyaan yang sama, saya lempar ke MT.. Kenapa saya?
Dan jawaban yang sama keluar dari mulut MT. Diapun tidak tau jelas kenapa saya.. hehe (semoga sih dia benar2 tidak tau, bukannya pura2 tidak tau) hehe..
Justification yang dia kasih ke saya adalah: ketika seseorang mencintai pasangannya dengan alasan, suatu saat ketika alasan tersebut sudah tidak ada dalam diri pasangannya, cintanya-pun sudah tidak ada.. Ketika seorang mencintai pasangannya tanpa alasan, maka cintanya tidak pernah hilang karena dari awal tidak ada alasan..
Ciiieee... Akhirnya saya berhenti bertanya ke dia, karena sudah luluh digombalin pake romantisme tahun 90an (namanya juga MT: pikirannya seperti orang dewasa - tua maksudnya mungkin) hehehehe..
Buat teman2 yang sudah (terlanjur) menikah, coba donk di share juga ceritanya.. kenapa DIA? saya mau tau ada nggak sih orang seperti saya? haha
Buat teman2 yang belum menikah, coba dipikir lagi alasannya kenapa DIA? kalo alasan itu tidak ada dan kamu sudah merasa cocok, artinya kamu sudah bertemu dengan DIA yang tepat.. :D
Selamat berpetualang, Para Pencari Cinta! #HALAH #PRETT
Sunday, February 26, 2017
TTC Journey - Season 3: Eps 2: Mulai Berasa (aliran uangnya)
Jumpa lagi!! Sama Maysie di Ci Luk Ba! Muaahhh... (ada yg masih inget nggak sih sama Maysie?? Kalo kamu anak kelahiran 80an, pasti tau yah artes cilik yg heits banget ini.. kemana yah sekarang doi??)..
Walaupun posting inj ttg TTC, tapi saya mau cerita sebentar soal Ruang Publik Terpadu Ramah Anak a.k.a. RPTRA.. tapi ini bukan kampanye Ahok yahh..
Saya cuma mau bilang salut sama Pak Ahok.. dia bisa kasih solusi dari pangkal permasalahan narkoba.. Kalo jaman first year kita dapat pelajaran Management 101, pasti kalian tau kalo bersikap "proactive" itu better than "reactive".. Jadi, selain bersikap reaktif untuk menyelesaikan masalah narkoba yg sudah ada, pak ahok juga berfikir proaktif dengan memberikan solusi preventif.. salah satunya membuat RPTRA.. *applause* Mungkin kalian belum pernah lihat muka asli RPTRA.. untungnya ada di dekat tempat tinggal saya.. dan saya lihat banyak sekali kegiatan positive yg dijalankan disana.. salute Pak ahok!!
Okeehh.. melanjutkan episode masalah hormone kemarin.. akhirnya kami disarankan untuk terapi hormone di RS Budhi Jaya.. harganya tidak murah.. benar2 tidak murah.. cukup membuat saya dan MT mhlai mengetatkan kantung berfoya2 kami.. sekali terapi hormone : 8x suntik di pan*t hoho.. 1x suntik harganya hampir 1 juta.. bersama dengan obat, konsultasi dokter lalalala lililili totalnya 8 komaan lebih *dollar melayang2* huhuhu
Akhirnya MT menjalani suntuk hormone nya selama 4 minggu (1 minggu 2x suntik)..
Setelah selesai, kamipun disuruh test hormone lagi.. test hormone juga tidak murah.. sekitar 1-2 juta, saya lupa persisnya..
Untungnya setelah 1x menjalani terapi hormone, level2 hormone nya MT sudah baik.. karena kalau tidak, kami harus menjalani 1x lagi paket test hormone huhu..
Tapi perjuangan belum berhenti sampai disini.. setelah melakukan another sperm test (kasian yah suamikuhh went through all of the test), hasilnyapun sudah menunjukan 'normoserpatozoa' a.k.a normal!! Yeay MT!!
Dokter berpesan, coba dulu 1-2 bulan secara normal, kalau belum bisa ada pembuahan, kembali lagi.. karena dikhawatirkan adanya antibodi istri yang tinggi.. atau dengan kata lain si antibodi ini membunuh2 seluruh sperm yang masuk.. *garuk2 tanah*
Ternyata.. (seperti sudah terbaca dari suramnya pemilihan bahasa dr awal posting).. kami helum berhasil *sigh*
Kamipun menjalani another millions rupiah test untuk tau tentang anti sperm antibody atau yg sering disingkat ASA..
Daann.. to be continued yahh..
Di next posting saya akan cerita apa itu ASA, dan kenapa saya percaya dan menjalaninya.. hehe..dan biaya2 terkait (semoga masih ingat)
Terima kasih sudah mampir dan membaca!!
Sunday, January 15, 2017
Ask the right question
Saya rasa, saya harus kembali ke jalan yang benar.
Having said that, bukan berarti saat ini saya berada di jalan yang salah juga sih.. Tapi I've been caught up with life in the past 2.5 years.
Setiap kali bolong ke gereja atau nggak doa malam selalu di justify dengan kesibukan hidup, terlebih waktu saya tinggal di cibubur. Tapi nyatanya, setelah kembali ke jakarta barat-pun saya masih terlalu sibuk untuk ke gereja (yg sebenernya cuman 15 menit jalan kaki dr rumah) dan berdoa.
Tapi saya selalu meminta. Selalu menuntut. Dan selalu diberi. To the point that saya sampai malu meminta lagi.
(Pengantar yang cukup berat untuk sebuah tulisan yang ditulis oleh saya yah haha)
Anyway, kurang lebih 3 hari yang lalu mama saya mengirim rekaman renungan Rm. Gunawan MKK yang isinya tentang orang kusta yang minta disembuhkan oleh Yesus. Saya sih seperti kebanyakn orang Katolik, saya lupa itu ayat dr injil apa ayat berapa dan bab berapa hehe.. tapi intinya si orang kuata bertanya kepada Yesus "Tuhan, jika Engkau berkenan, maka tahirkan lah aku"
Nah isi renungan sang romo, menekankan pada kerendhan hati si orang kusta.. karena dia tidak meminta, dia hanya bertanya apakah Tuhan berkenan.. Lalu Tuhan tergerak hatinya oleh kerendahan hati si orang kusta tersebut.. kurang lebih intinya gitu..
Ini si mama juga bisaan ajah kirim ayat di saat yang tepat banget..
Kenapa tepat? Karena saya selalu meminta. Meminta untuk dikaruniai seorang keturunan (iyah balik lagi yah ke topik TTC).. To the point that saya udah gak pernah doa lagi karena merasa permintaan kaki ini belum juga dikabulkan.. dengan kata lain saya terlalu angkuh untuk berdoa..(dosa bangeet!)
Si MT selalu bikang, kalo kita doa, gak boleh minta keturunan, karena bukan kita yg berencana.. tapi kita harus minta dipersiapkan jadi orang tua.. (buat teman2 yang lupa, MT ini THS selama sekian tahun, putra altar sampai dengan usia sudah tidak diijinkan bertugah haha, selalu menjadi seksi rohani kelas, u named it lah).. tapi seperti kebanyakan orang yah, kalo dinasihatin orang terdekat, biasanya kan nggak pernah nempel nasihatnya.. jd harus dibilangin orang lain yah haha
Long story short, saya mulai menerapkan berdoa dengan rendah hati sesuai anjuran rm Gun..
Nah, nampaknya Tuhan mau menunjukkan sesuatu..
Beberapa hari belakangan ini saya selalu mendengar2 cerita2 sedih (kebanyakan sih dr instagram)..
Pertama, saat saya buka explore, I happened stalking into this one account yang isinya orang tua dengan baby yang meninggal setelah 6 hari dilahirkan.. disitu orang tua nya menulis doa untuj anaknya yang sudah dia nanti 38 weeks tapi tidak bisa dia peluk saat masih bernapas.. (sedihh yahh)
Kedua, again, dari instagram, di explore saya ada orang tua dengan baby yang terlahir sumbing dan harus menjalankan operasi bbrp kali.. disitu saya liat pisting2 ibunya begitu bangga dengan anaknya walauoun memiliki kekurangan fisik..
Ketiga, lagi2 instagram.. mungkin yang ini kalian tau, karena saya ligat bbrp teman juga posting tentang balita ini.. namanya Fang2, yang terkena neoroblastoma..
Keempat, ini kejadian sore tadi.. cucu pembantu saya sendiri, menungggal di usia 26 hari karena kelainan selaput otak (masih dugaan)..
Satu benang merah yang bisa saya tarik dari semua cerita diatas adalah.. mereka semua hadir di dalam orang tua yang dikuatkan oleh Tuhan..
Anyway, seorang teman pernah bilang ke saya, kalau punya anjing adalah sebuah expensive toy.. relate to this, kalo anjing ajah expensive, apalagi kalau punya anak?? Sudah siapkah saya??
Sekarang saya baru sadar, mungkin Tuhan membuka mata saya bahwa inilah yang seharusnya saya minta dari Tuhan.. kesiapan diri, kesiapan iman, kesiapan finansial, kesiapan menjadi orang tua.. Bukan meminta keturunan langsung tanpa persiapan.. karena pasti Tuhan nggak mau anugrahnya saya urus 'seadanya'..
Bottomline, saya percaya kekuatan soa dengan rendah hati.. saya juga percaya bahwa saya dan MT sedang dipersiapkan oleh Tuhan.. apapun caranya akan kami jalani dalam Tuhan.. melalui apapun, kesabaran dan kesiapan kami sedang diasa.. saya pun sudah bisa mulai berpasrah dan semiga levih pasrah lagi dengan jalan Tuhan setelah selesai menulis blog ini.. Amin!
Sunday, January 8, 2017
TTC Journey - Season 3: Eps 1: The Empire Strikes Back
Happy new yeaaarrr!! Semoga di tahun yang baru ini, ibu2 yang lagi TTC, bisa segera punya momongan, termasuk saya! Amin yang kenceeeng!
Karena wish nya sudah nyerempet ke arah obrolan TTC, sebelum lupa banget, saya mulai cerita season ketiga deh (buat yang udah bosen baca soal TTC saya, nggak apa2 loh kalo ditinggal pergi, tapi nanti saya Dor! hehehe..baca baca!)
Setelah season dua berakhir dengan gantung (udah kayak serian barat kann) Akhirnya kami memutuskan untuk lanjut ke sisi lain (sisi suami - The Empires - red *maksa*)
Season 3 ini syutingnya sudah dimulai dari lebaran 2016. Saat memutuskan untuk menyudahi pengobatan di dr. Aria yang baik hati, kamipun teringat omongan romo yang mengatakan masalah hormon di si MT.. Kamipun berinisiatif untuk memeriksakannya ke dokter ahli masalah kesehatan pria.. Setelah tanya ke 1-2 sumber dan browsing beberapa blog dan forum, akhirnya menjelang lebaran, kami menyempatkan mengunjungi dr. Hendrawan di RS Siloam Kb Jeruk.
Dokterpun menganjurkan MT untuk melakukan test hormon (di salah satu lab terkenal di daerah kedoya) dan USG testicle di daerah Tanjung Duren (dengan seorang dokter ahli USG di daerah situ). Lab test hormon: about IDR 1 mill, and USG about 500k.. *uang ku terbaangg!*
Long story short, si MT didiagnosis oleh dokter memiliki vericocele grade 1 dan ringan (ki-ka, atau ka-ki gitu, saya lupa) Buat yang belum tau ini hewan apa..boleh loh di google dulu, atau bisa klik link ini untuk penjelasan singkatnya.. Dan dari diagnosis tersebut, dokter menyarankan untuk operasi vericocele..
Berbekal mbah google dan forum female daily, banyak yang bilang bahwa: 1) kalau vericocele tingkat 1 dan bahkan ringan, tidak butuh operasi.. 2) hasil operasi masih 50-50 bisa membaik, bisa memburuk.. Nah, takutlah kami atas semua kemungkinan yang terjadi..
Akhirnya kamipun mencari opini kedua atau bahasa gaulnya seken opinien.. browsing punya browsing, sampailah keputusan pada dokter androlog kedua.. Dr. Indra G. Mansur, yang praktek di RS Budhi Jaya (daerah Tebet).. Beliau praktek di hari kerja, after office hour.. nah, sayangnya, dari kantor saya ke budhi jaya, harus melewati yang namanya Kota Kasablanka (mol paling bikin sesak di jalan Kasablanka.. hiks.. Perjuangan banget mencapai RS ini.. Begitu sampai sana, kami dapat nomot urut 11 (oh no!). Berita baiknya dari nomor urut ini adalah: wahhh ternyata dokternya ramaii yahh..artinya banyak yang berhasil dengan dokter ini.. AMIN! Berita buruknya, setelah menunggu lama, ketemu dokter, lalala lilili, kami masih harus melanjutkan perjalanan pulang ke pinggiran kota Jakarta Timur, a.k.a ci-bu-bur!. Die die die.. *singaporean accents*
Long story short, setelah menunjukkan hasil test hormon dari lab, dan hasil USG, si dr. Indra malah melihat keanehan di hasil test hormon dan sebaliknya beliau berfikir malah vericocele grade 1 belum harus operasi.. YEAY!! Ok, lets star with Hormon test.. jadi seperti kebanyakan hasil test darah, pasti ada 3 kolom: 1) nama test, 2) hasil test dan 3) rujukan range yang seharusnya dianggap normal.. Nah, hasil test hormon di salah satu lab terkenal tersebut menunjukkan hasil test MT semua dalam range normal.. tapii... dr. Indra mengatakan itu range normal wanita! oh no! so misled! (dan setelah google2, bener ajah loh, rujukan hasil wanita dan pria harusnya berbeda)..
Intinya si dokter bilang si MT ada masalah dengan hormon (oh no! Romo Oetomo was right! - inget season 2 last eps hehe). Bukan masalah berat, tapi masalah ringan. Si dokter dengan jenaka mengungkapkan istilahnya seperti anak SD, disuruh lulus dengan hasil 9, malah lulus dengan hasil 6.. kurang lebih begitu.. Btw, dr. Indra ini sangant jenaka loh! dan talkative (in a good way yahh) dan tidak komersial... dia tidak menyarankan kami untuk melakukan test ulang di RS tersebut, tapi menggunakan semua hasil test yang sebelumnya sudah kami lakukan..
I have a good faith with this doctor!
Bersambung yahh...karena saya lelah mengetiknya, dan kecenderungan orang akan malas kalo baca sesuatu yang terlalu panjang (eh apa itu saya doank yah?? hehehe)
Buat pasutri diluar sana yang masih TTC, smangaatt!! walaupun saya juga belum berhasil, tapi saya tau, jalan Nya sudah kelihatan kok! Amin..
Ciao!
Saturday, December 24, 2016
Menjelang Hari Raya Natal dan Hari "Ditanyain Keluarga Seduania"
Akhir2 ini saya merasa agak buntu deh kalo mau menulis..mungkin karena sudah jarang membaca.. :( (selain membaca memo credit yahh..Boss saya kerja dengan benar loh Boss...semoga bos saya baca! dan bonus saya dinaikin hehe) Kadang menulis itu butuh inspirasi, dari mana datangnya? dari membaca, melihat, mendengar, dan merasa (ciee...ngomong opo toh nduk?)
Okei, karena ini sudah menjelang Natal. Natal sudah bisa dihitung mundur dari 43,200 detik lagi (silahkan, yg mau hitung dari 43,200.. 43,199.. 43,198... (lanjutin sendiri ah saya lelah)..
Pembahasannya sekarang adalah bertemu keluarga di kala Natal..
Kebiasaan di keluarga kami (The Iswandas-Marzukis) itu kalau Natal adalah "Open House". Tradisinya sudah dimulai dari sejaaakkk...saya sendiri lost track, mungkin sejak kami semua pindah ke Jakarta.
Background nya adalah (ini hanya tebakan saya semata yahh):
Clan The Iswandas itu terdiri dari 1 sister and 5 brothers. Papa saya merupakan anak no 3, dan merupakan salah satu yang menjadi kristiani "yang duluan" dibanding saudara2nya.. Dan kebetulan juga menikahi "clan The Marzukis" yang juga sangat kristiani. Klan The Marzuki sendiri terdiri dari 4 bersaudara, dan dikepalai oleh mama saya, orang paling suka rempong sedunia haha! Akhirnya, diadakanlah tradisi "Open House" dari tahun-ke-tahun di rumah Iswanda-Marzuki di bilangan Joglo.
Dari sepuluh tahun yang lalu setiap selesai acara mama selalu bilang "tahun depan, nggak mau lagi ah capek" tapi di tiap November akhir tiap tahun, dia selalu lupa dengan kelelahan open house, berganti dengan excited-nya Christmas celebration and all other thingy.
Jadi... karena Open House ini selalu diadakan di rumah enyak-babe saya, saya pun nggak bisa mangkir dan harus hadir dan membantu di setiap tahunnya kann..
Selayaknya 2 buah keluarga besar berkumpul disaat hari raya (pasti teman2 yang muslim juga merasakan hal yg sama saat Lebaran), apa hayoo yang paling ditakutkan?
Buat yang jombo: ditanyain kapan bawa pacarnya kesini? nggak usah pilih-pilih bangett...
Buat yang udah punya pacar: ditanyain kapan kawin? tunggu apalagi sih?
Buat yang udah kawin ditanyain: kapan punya anak? Udah isi belum? jangan ditunda...
Buat yang udah kawin, tapi belum punya anak juga, dan berat badannya lagi agak berlebih: ditanyain "eh kamu udah isi yah??" <-- ini pertanyaan paling menyakitkan sih hahahahahha...
Siapa yang sering mengalami ini?? ngacuungg!! (saya saya!)..
Dulu jaman masih jomblo (sekitar SMA-kuliah awal2) setiap natal pasti ditanya (apalagi saya punya sepupu yang juga seumuran saya, pasti hal ini juga menjadi bahan comparison mereka kan) "Mana Pacarnya? si sepupu kamu ajah sudah bawa pacar tuh!" Saatnya saya bawa pacar, saya selamat untuk 1-2 tahun kemudian..Tapi nextnya, karena pacaran selama 7 tahun dengan orang yang sama (iyah, si MT kok) stage pertanyaan berikutnya mulai timbul.. Ditambah lagi, di tahun kedua saya pacaran, kakak laki-laki saya menikah.. (Noted that, kakak saya hanya terpaut 2 tahun dari saya, dan beberapa saudara saya memprediksi kalau wanita biasanya menikah duluan kan..jd mereka expect adiknya menikah duluan haha!) pertanyaan2 itu saya tahan sampai 4 tahun... Kemuadian tahun pertama menikah, saya masih aman, belum ada selentingan pertanyaan lajutan muncul.. tapi di tahun2 berikutnya, muncul lagi pertanyaan tentang anak dan berat badan (pertanyaan tentang berat badan sih paling nyebelin haha!!)..
Memang pertanyaan-pertanyaan macam ini sih paling membuat bete.. Tapi kalo kita telaah lagi, They're just being polite with us.. Bayangin yah keluarga jauh yang jarang-jarang ketemu sama kita, dan nggak tau kalau we've been through a lot of thing for cari pacar - kawin - punya anak dan sebagainya.. wajar saja mereka bertanya "kabar" kita kan..
Nasihat dari mama saya adalah: anggap ajah semua pertanyaan orang itu adalah doa mereka buat kita haha..makin banyak yang bertanya, makin banyak juga yang mendoakan kita untuk segera punya pacar, kawin, dan punya anak.. So, sabar2 yang guys buat Natal kali ini!!
Sejak dinasihati itu, kalau ada yang nanya bete nggak sih lo ditanyain, the answer is "No" (..you need to let it go.. you need to let it go.. - Meghan Trainor)
Bottomline, I feel you guys out there yang selalu ditanya di pertemuan-pertemuan keluarga!! hehe!!
Semangat yahh..semoga pertemuan kali ini adalah pertemuan terakhir kalian ditanya tentang pacar, karena tahun depan sudah bawa pacar.. Dan pertemuan terakhir kalian ditanya tentang pernikahan, karena tahun depan sudah menikah.. dan tahun terakhir kalian ditanya tentang anak, karena tahun depan, the baby is on the way!!..
Amin yang kenceng!!
Selamat Hari Natal buat teman-teman semua yang merayakan!!
Selamat liburan untuk semuanya!!
Monday, December 5, 2016
TTC Journey: season 2 episode 3 - END
Setelah... (itung dulu pakai jari.. May, June, July, ..., Dec) 7 bulann!! baru saya berkesempatan update blog ini lagiihh.. dan dimulai dengan TTC.. APA?? No Windy, not this theme again, please!! hehe
Selama 7 bulan ngapain ajahh??
Ingin rasanya bilang ke kalian semua: Saya sudah 7 bulan menganduung!! tapi boong hehe.. (ngarep boleh doonkk siapa tau cepat dikabulkan hihi)..
Tujuh bulan, banyaaakkk banget yang terjadi ie. percobaan inseminasi yang batal (pas nulis kata inseminasi, kok saya merasa seperti ibu sapi yahh??), pindah kantor, pindah rumah...
Karena judulnya TTC Journey, jadi kali ini ceritanya hanya soal TTC yahhh... yang lain2 saya ceritakan di lain kesempatan dan waktu. :)
Kali ini, sub-judul TTC nya adalah "Percaya Nggak Percaya"
Jadi, setelah TTC season 2 episode 2 gagal maning, kami memutuskan untuk melakukan inseminasi (kembali lagi saya berfikir saya seperti mama sapi -red). Datanglah kami hari kedua datang bulan ke Pak Dokter Ari (apakabar yah dia sekarang).. Setelah diresepin obat untuk memperbesar telur (sekarang saya merasa seperti ayam-red) kami pulang dengan membawa bill yang kembali lagi mahal (ini sudah siap mental deh). Saya ingat hari itu hari rabu dan pada masa pra-paskah minggu terakhir.
Di hari Sabtunya, saya diboyong mama saya ke seorang Romo. Mungkin kalo kalian pernah dengar, nama Romo nya adalah Romo Oetomo. Romo Oetomo ini bisa dibilang Romo yang memiliki "Ilmu". Saya sih lebih percaya kalo Romo Oetomo ini memiliki "kekuatan doa" i/o disebut sebagai "ilmu" karena kalau disebut ilmu, terkesan seperti sesuatu pembelokan agama (apasih - tau apa saya mengenai agama, ke gereja saja masih suka malas hehe)..Dan romo menggunakan pendulum saat berdoa. Note: saya pernah google nama ilmu pengobatan dengan menggunakan bandul/pendulum ini, memang ada istilah medis/terapi nya, tapi saya lupa, dan coba google lagi nggak ketemu hehehe..
Saat saya bertemu romo minta didoakan (btw, ini kali kedua saya bertemu beliau, tapi baru kali ini saya didoakan secara pribadi) karena sedang menjalankan proses "inseminasi" (si ibu sapi huhu). Tetiba, di dalam doa, si Romo mengatakan secara tegas "Nggak usah Insem! Pakai cara biasa, pasti bisa normal ini" gituu... Gimana yah, saya ini orangnya suka "percaya nggak percaya".. Jadi di satu sisi saya percaya sama ROmo adalah terusan mulut Tuhan.. Tapi saya bingung kenapa si Romo begitu keras bilang itu..Kemudian, dari hasil terawangan Romo Oetomo, beliau bilang kalau si MT (suami-red) ada sedikit masalah hormon. Beliau bilang, sudah sembuh masalah hormon ini (karena baru didoakan dan dijamah oleh Tuhan , melalui Romo).
Long story short, saya membatalkan insem (jadi sia2 bill tagihan pertama itu melayang)..Datanglah Jumat Agung dan Tri hari Suci. Kalau saya jadi inseminasi (tetap kepikiran sapi-red), seharusnya jadwalnya adalah hari Senin, setelah hari Paskah. Buat teman2 yang juga pasien dr. Arie Polim, mungkin teman2 juga tau di hari Jumat Agung itu, dr. Polim kehilangan anak sulungnya, yang sedang bertugas putra altar di gerejanya. Anak sulung dr. Arie meninbggal saat bertugas (masih sedih dan nggak percaya sih kalo inget ceritanya..kasihan juga Pak dr. Arie yang baik hati). Intinya, kalau saya melanjutkan proses insem, dr. Arie (yang selama ini tau historis medis saya) nggak akan melaksanakan insem untuk saya, tapi pasti diganti dokter lain.
Nah, intinya, saya rasa perkataan Romo ada hal-hal "percaya nggak percaya" yang tersirat.. Nggak boleh insem... mungkin kaena dokter yang menangani saya kebetulan akan berhalangan. Nggak boleh insem.. mungkin juga karena bertentangan dengan ajaran katolik (ini saya sudah research, dan ternyata ada 2 pendapat..tapi memang kebanyakan mengatakan masih menentang inseminasi di ajaran katolik).. Nggak boleh insem.. mungkin karena, percuma saja hasil insem hanya akan "membuang uang" karena toh ternyata masalahnya ada di hormon nya MT (yamg ini nanti saya lanjutkan ceritanya yahh..)
Jadi moral cerita hari ini adalah: Terserah Tuhan. Jalan Tuhan pasti indah. AMIN yang kenceng sambil angkat tangan! :)
Note: teman-teman kalau mau bertemu Romo Oetomo dan minta didoakan, Rm berdomisili di gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Jogja...yang biasanya kalian sebut dengan "Ganjuran". Itu loh yang gerejanya ditengah2 ada candi kecilnya.. Romo Oetomo sudah tua sekalii sudah berusia late 80s..Tapi ingatannya masih tajam, dan masih berbicara dengan jelas. Psstt.. Romo nya agak sedikit galak (atau memang nada berbicaranya begitu).. Kalau mau datang, teman-teman bisa telepon langsung ke Romo atau ke sekretariat.
Jadi, sekian dulu cerita sayaa..Besok (semoga bisa pulang cepat lagi) dan saya lanjutkan langsung ke season 3.
Happy TTC!! Enjoying every moment! (mengingatkan diri sendiri)