Saturday, October 5, 2019

TTC Journey - Season 5: The last weapon

Haiii

Setelah lama buanget nggak nulis blog..
Apakah ada yg menanti tulisan saya? tentu tidak. (sedih amat)

Dinanti ataupun tidak, saya akan tetap menulis. :D

Di postingan sebelum-sebelumnya (lupa yang mana), nampaknya saya pernah bilang my weapons in TTC journey is IUI and IVF. Well, I did not get lucky with the IUI, then I came out with the very last and the big one: IVF.

Sebenarnya setelah IUI yang gagal, dokter menyarankan untuk mencoba lagi. Tapi, kalo dibayangkan secara logika, IUI itu memang kemungkinannya kecil. Bukan seperti IVF yang sudah pasti dilakukan pembuahan diluar kandungan. Sebenarnya kalo menurut common practice nya para dokter-dokter, coba IUI 3x, kalo masih gagal, baru beranjak ke IVF. Tapi mnurut saya.. 1x IUI = 15 juta.. 3x IUI: 45 juta.. udah setengah jalannya IVF. Itu pertama. Kedua, 1x 2ww dalam 1 sikulus IUI udah makan hati.. apalagi harus dikali 3.. yah kalo IUI kedua bisa berhasil.. since kemungkinannya kecil, kan jadinya juga gimana yahh... mau percaya dan yakin akan berhasil, tapi kok logika berkata lain..

Yah intinya, percobaan TTC (bagaimanapun juga) itu makan hati. apalagi setiap liat hasil TP yang BFN.. siapa setuju??

Singkat cerita, setelah bonusan (nunggu bonus donk, krn kami keluarga berencana haha!), kami memutuskan untuk mulai siklus IVF. Alasan utama IVF: sebenernya dari sisi saya (saya nggak tau dari sisi MT yah.. mungkin harus ditanya sendiri). Saya sudah agak lelah 5 tahun sudah trial and always error. Saya sudah cukup lelah mencari "why?" semuanya tidak terjelaskan (aka unexplained infertility). Atau bisa dibilang juga, I cut my journey short. lagian saya sudah 32, MT juga sudah 32.. kayaknya sudah deh, sudah cukup mapan untuk (jika dijinkan Tuhan) punya keturunan.

Di posting kali ini, saya cerita broad picture nya dulu yah.. nanti detail biaya dan process IVF menyusul di posting2 selanjutnya.

Saya akhirnya melakukan IVF dengan dokter Arie (kalo teman2 baca posting saya dari jaman baheula, pasti udah pernah dengar nama dr. Arie Polim (mari kita singkat menjadi Apol - mohon maap dok, karena saya malas ketik..). Kenapa balik ke Apol? mungkin istilah org pacaran: CLBK sama Apol :) Jadi sebelum saya memutuskan IVF, saya punya seorang teman dekat yang juga IVF dengan Apol dan berhasil. Kemudian, seorang teman kantor juga berkata kalau saudaranya IVF dengan Apol dan berhasil, Dan ada beberapa rentetan cerita IVF dengan Apol dan berhasil. Akhirnya, dengan mata berbinar-binar bak melihat secercah cahaya matahari pagi (lebay banget sumpah), saya melihat adanya harapan di tangan dingin sang dokter. Apol, ku jatuh hati lagi padamu (hehehe!).

Concurrently, (saya lupa saya pernah cerita nggak yah) karena saya orangnya cukup penasaran dengan "unexplained infertility" (padahal udah unxplained, harusnya yah udah).. tapi kan nggak mungkin nggak ada alasan untuk apapun di dunia ini. haha! Akhirnya saya kepo ke dokter hematolog juga. Dari sini, saya di diagnosis "kecenderungan hyper agregasi, ACA positive" Ini apa? (nanti yah posting terpisah - sorry kalo nggak soalnya jd panjang buanget). Dengan berbekal kekepoan dan hasil2 test darah ini, intinya hematolog menyarankan agar (jika) saya mau program, saya harus suntik Lovenox yang aduhayy (baik harga, dan perasaan).

Long story short. tanggal 2May19 saya balik ke Apol di hari kedua AF (Aunt Flo - Haid) tiba. Apol udah nggak inget kalo saya pernah ke dia 3 tahun yang lalu. Ya eayaalaaahhh menurut ngana?! Pasien doi kan segambreng yak.. haha.. lalu, eh lagi ada promo paket Morula! langsunglah saya bersegera ikut mendaftar. All in all, dari biaya normal yang seharusnya bertotal 90-an juta. Saya bisa menghemat sekita 20 juta untuk siklus kali ini (Morula kucinta kamu!).

Selama program berlangsung, sungguh-sungguh diberkati Tuhan. Mengapa? karena semuanya dilancarkan. Total telur yang terambil: 24 (iyah banyak, karena memang saya punya kecenderungan PCO). Dari 24 hanya terbuahi 17 dan jadi embryo dengan kualitas good 8. Transfer Embryo hanya 1. Kenapa? karena kalau 2 dan 22nya jadi, saya terlalu takut untuk hamil kembar. Anyway, saran dari Morula juga hanya 1 embryo transfer karena makanan dan lain2 akan terfokus untuk 1 baby.

2ww dijalankan dengan ridho (bukan dengan ridho roma yah gaes). Kalo kata mama saya, direlakan saja, kalau memang sudah kehendak Tuhan, semuanya juga akan terjadi. Oyah, karena saya punya 24 telur, maka saya sangat rentan terkena OHSS (silahkan di google dulu, mohon maap malas jelasin nyehehe). OHSS sangat menyeksa. Tidur salah, bangun salah, jalan tegak sakit. OHSS berlangsung selama 4 minggu (kurleb). selama OHSS obatnya katanya high protein. thanks to mama yang selalu buatin sari ikan gabus dan selalu kirim kerumah, akhirnya OHSS bisa lewat sigh.

Setelah embryo transfer, saya mengingatkan Apol kalo saya punya kecenderungan hyperagregasi dan ACA positif (ingat: pasien Apol banyak banget, gak mungkin dia ingat case by case pasien satu satu, maka jadi pasien juga harus inisiatif mecari, dan mengingatkan dokter). Akhirnya setelah ET dokter menyuruh test Ddimer (salah satu test kekentalan darah). Bener ajah donk. Ddimer normal itu kurang dari 400 nano per mg.. ddimer saya 2.400 nano per mg..

2ww lewat dengan hasil yang menyenangkan. BFP big fat positive. ketauannya dari hasil test bHCG - aka test darah. Tapi sebagai wanita centil saya tetep beli test pack, karena kalo hamil itu nggak afdol rasanya nggak pake test pack haha! Dont blame me, saya sudah jengah melihat test pack 1 garis selama 5 tahun, boleh donk saya mau liahat test pack 2 garis.. :D

sampai tulisan ini diturunkan, si fetus (si dodot, begitu kami menyebutnya  hehe!) masih berumur 23w dalam kandungan, dengan kelebihan berat badan: 62 gr hehehe.. mamak banyak makan, anak sehat. Masih perlu banyak berdoa, masih panjang perjalanan (bantu doa yah teman2).

Anyway, sekian sharing IVF saya - secara garis besar dulu yahh karena ngantuk dan sudah harus jam suntik lovenox :( Janji deh bakal cerita lengkap selengkap2nya dengan total biaya, biar ibu2 yang lagi mau TTC juga dapat pencerahan.

Doa saya buat semua TTC survivor, semoga kalian bisa iklhas menjalani semua process nya yahh. apapun hasilnya, adalah anugrah Tuhan yang maha besar.

Buat teman-teman yang punya teman sedang TTC, mohon dukung teman-temannya, karena support system is the best key buat survive. Jangan malah dikecilkan hatinya. :)

Sharing for caring, semoga sharing saya bisa menambah semangat teman2 yang baca dan lagi TTC!
Best wishes for us all! :)

No comments: