Wednesday, October 28, 2015

Jawa Timur Part 2: Batu

Ternyata Malang dan Batu itu satu propinsi! (Lah yah iyahlahh) eh makaud saya, satu kabupaten atau kotamadya gitu deh sama Malang. Btw, apasih bedanya kotamadya sama kabupaten?? Sepanjang perjalanan Malang-Batu, saya dan MT membahas ini. Saya sih sudah lupa. Tapi MT sok tau. (Haha! Maap suamikuhh).

Anyhooww, perjalanan kami ke Batu dihantui oleh rasa lapaaarrr.. Kalau baca post terakhir, foto terakhir, adalah sarapan kita di pagi hari. Dan cuma itu. Karena sarapannya sambil jalan pagi. Dan selama jalan pagi saya hanya bawa uang IDR50K 1 lembar. Sedangkan IDR12K sudah dipakai MT buat beli cemilan. So kita harus makan berdua plus 1 minum dengan total max IDR38K. Jadilah selama perjalanan ke Batu, kami kelaparaann! 

Sebelum memasuki kota Batu, MT yg sudah pernah melakukan road trip ini sudah bilang, kalau di Batu makanannya tidak seenak Malang. Makanya I dont expect more ttg culinary Batu. 

Memasuki kota Batu, kami ketemu satu resto yang menurut ilmu nujumnya mbak google, enak, Warung Wareg. Kata nya sih resto ini salah satu rekomendasi untuk makan di Batu. Restonya cukup besar, cuma... Kok sepii yahh.. Mungkin karena hari senin juga sih.. 


Ada bbrp menu yang ditulis dalam istilah Jawa.. Salah satunya Ayam ngluwak (ayam diapain pula ituu). Mbaknya sudah bilang kalau itu ayem bumbu merah yang pedas sekali. Tapi MT memberanikan diri pesan. Dan end up dengan ritual toilet besok pagi yang lebih lama haha! 

Kami juga pesan es antri stress. Seriously, that is the name! Karena kita sangat stress dengan kerjaan, akhirnya kita pesan es itu hahaha! Dan benar2 menyegarkan, isinya: parutan mangga muda, ketimun, lemon and lime juice! Fresh!! 

Next stop is: the well-known Museum Angkut + movie star studio! Tambah 10 rb rupiah, bisa masuk ke Museum Topeng :)

Nggak tau siapa yang punya si Museum Angkut ini (belum research di google tapi denger2 sih masih satu gp sama Taman Safari) yang pasti Batu's government put so much care of their tourism and they did a great job! 

Isinya museum angkut, yang pasti segala macam sejarah ttg angkutan yahh.. Sejarah motor, sejarah mobil, sejarah mesin, sepeda, kapal laut.. Dll dll.. Dan + movie star studio. What can I say, itu bisa dibilang mirip sama Universal studio singapore, minus wahana2 nya. Tapi jangan salah! Wahananya bisa kita nikmatin di tmpt lain di Batu. Wait for the story yahh.. 

Salah satu koleksi Museum Angkut: First Car of The late president Soekarno. Dalam papan sejarahnya, bisa dibaca betapa presiden pertama kita ini punya negotiation skill yah hebat. Dia bisa menukar 1 tahanan perang US dengan prediantial car and helicopter buatan US. 

Pardon muka2 yang kelelahan mengelilingi museum angkut yah.. Jalanan ini, didalam Museum Angkut yang menurut saya mirip sama universal. Konsepnya adalah banyak foto spot di kiri dan kanan jalan, dan juga mobil2 versi kuno sebagai display. They also have the gift shop! Hehe 

 
Beberapa foto dari spot2 yang ada di sana. Karena nggak ada kesempatan untuk mengambil foto spot nya doank, jadi semua foto pasti ada saya dan MT nya yahh hahaha. 

Setelah lelah di museum angkut, kita masih punya 1 pass untuk ke museum Topeng. Museum Tooeng ini isinya lebih ke sejarah kebudayaan indonesia. Mulai dari topeng2 pastinya! Dikanjutkan dengan senjata2 daerah, baju dan acara kebudayaan. But a bit boring, karena semuanya hanya dimasukan di dalam etalase dan diberikan tulisan penjelas. 
Kurang lebih seperti ini. 

Setelah lelah di Museum Angkut + movie star studio (panjaaang bener nama lengkapnya) dan juga museum topeng, saatnya kita check in ke hotel! Yeay! 

Hotel yang kami pilih masih di lingkungan JaTim Park 2, Pohon Inn. Mereka sih menjual "pengalaman menginap dalam pohon raksasa" 
Abaikan muka saya yg lagi cengir2. Hehe

Pengalaman meninap di pohon raksasa? Nothing! Itu kan exterior. Interiornya sama seperti hotel2 pada umumnya. Nothing special. Even, saya agak kecewa sih sama Pohon Inn. A few disappointing points: wi fi nya tidak stabil dan barely bisa ke detect sama HP kami, ranjangnya yang sudah kuno dan keras, WC nya agak kuno dan sedikit kotor, dan yg paling penting dr tempat yang dingin adalah air panas, sedangkan waktu saya mandi malam, air panasnya tidak keluar!!! 

Satu lagi yang mereka jual adalah restoran yang mejanya bisa berputar, dimana kalian bisa lihat cheetah, jaguar, dan macan loreng di sekitarnya. Kurang lebih mirip seperti restoran di dalam Bali Zoo. Tapi restoran ini cenderung gelap. Dan! Kandang macannya kecil sekaliii.. Saya jadi kasian liat macam lorengnya yang hanya putar2 di kandang kecil itu dan nampak stress. 

Intermezzo, saya punya seorang teman yang declare dirinya "anti zoo" karena menurut dia hewan2 di zoo adalah heean yang seharusnya hidup liar. Jadi, karena cerita dia, dan saya melihat nasib si macan loreng, jadi merasa ada benernya pemikiran orang2 yang "anti zoo" haha! 

Satu2nya plus poin dari hotel ini adalah: lokasi! Karena lokasinya di dalam Jatim Park2, maka kami tidak perlu capai2 menggapai hotel kalo kaki sudah super lelah menjelajahi zoo dan museums hehe. 

Sore2 kami pergi ke salah satu resto yang juga katanya terkenal di Batu: Pondok Sate Hotplate. 
Makan sate dengan sensasi hotplate. Rasanya sih 7/10. Enaknya makan sate di Jatim adalah: bentuk sate yg lebih besar dibanding sate2 ayam di Jakarta haha! 


Setelah kenyang menyantap sate, Malam hari adalah waktunya ke Batu Night Spectacular! (BNS) 
BNS ini menjual wahana semacam mini dufan tapi dibuka baru malam hari. Kalau nggak salah dari jam 5 sore sampai jam 11 malam. Wahana didalamnya sih tidak sebanyak dufan tapi nggak kalah juga lho dari dufan! 
Ini salah satu wahana pontang panting uang tidak kita naiki karena ada seseorang yang phobia ketinggian. 

Tiket masuk BNS ini hanya IDR20K untuk yg tidak terusan. Sedangkan kalau mau terusan harganya IDR100K. Kami memilih masuk yg tidak terusan, karena: 1. Ada beberapa wahana yang sudah pasti tudak kami naiki (yg berhubungan sama setan dan ketinggian)
2. Wahana pasar malam (spt lempar bola ke kaleng, pecarin piring, pecahin balon) itu harus bayar lagi beli kuponnya. Hehe

Harga tiap wahana di dalam (kalau kita tidak beli tiket terusan) berkidar antara IDR10-15K.. Murah yah! 

Di BNS ini juga ada wahana Rumah Jantu yang katanya mirip seperti yg di Genting, Malaysia. Tapi karena penakut, saya memilih untuk tidak masuk deh..
4D juga merupakan salah satu wahana wajib dikunjungi di dalam BNS.. 

Dan satu lagi, kalau kalian sanggup, kalian harus menantang diri ikut wahana Rodeo. Dimana si mas nya mengoperasikan goyang2 si banteng kayu dan peserta harus bertahan selama 60 detik di atas banteng. Sudah 3-4 peserta gagal sebelum si MT. Akhirnya si MT memberanikan diri main rodeo, dan berhasil!! HAHAH what an achievement! 
Dapat 1 kupon tiket gratis main wahana apa ajah dan dapat stiker BNS yeaayy! Akhirnya stujernya saya pakai buat maun piringan muter2 atas bawah bolak balik. 

Satu lagi wahana yang menurut saya kreatif! Namanya gravity. Intinya kita masuk ke dalam suatu ruangan bundar, and then, setelah ruangan ditutup dan wahana berjalan, kita akan menempel ke tembok dan sangat sulit untuk mengangkat dan menggerakkan bagian tubuh. Haha! Ternyata, ruangan bundar itu di putar sedemikian rupa sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat kita tertahan disisi paking luar ruangan bundar tersebut. Masih inget gak ini?? Kecepatan sentrifugal, pelajaran fisika SMP!!

Di wahana pasar malam, MT ikut permainan lempar bola tenis untuk memecatkan piring. Dari 3x kesempatan, MT berhasil menghilangkan 1 bola yang dia lempar ke atap dan tidak dapat diambil lagi sama si mbak nya :( Untung saja kita tidak disuruh mengganti hehe

Besoknya, mulailah petualangan di Jatim Park 2! Kalau bilang "JTP2" artinya adalah: Museum Satwa dan Batu Secret Zoo. Namun ada satu lagi wahana di lingkungan tersebut: eco green park (EGP haha!). Sebenarnya mereka menjual tiket terusan yang berisi seluruh wahana di Batu (JTP1,2, EGP, batu night specta, museum angkut dan museum bagong) dengan harga IDR275K yang bisa berlaku 2hari. Tapi, berhubung saya sudah membayar masuk Museum Angkut dan BNS kemarin, akhirnya saya beli Tiket JTP2 sajah, dan again, plus 10rb rupiah bisa tambah EGP. So, total tiket masuk hari kedua adalah IDR85K. 

Dengan IDR85K, kita harus masuk ketiga wahana tsb (museum satwa, zoo, dan EGP) dalam waktu 1 hari. Tapi, karena saya menginap di Pohon Inn, mereka memberikan feature untuk bisa masuk 2 hari dengan meminta cap pass br dari hotel di hari kedua! Akhirnya ada another plus point yah dengan menginap di PI. Hehe. 

First stop for the day: EGP! 
JTP menyediakan 1 kereta tak berkuda (apasih) untuk jalan ke EGP.. Sebenarnya paling hanya 200m sih dari hotel, tapi tetap saja kita pakai kereta haha! 

Isinya EGP sebenarnya pengetahuan ttg satwa dan lingkungan. Mostly satwa yang ada di EGP adalah burung kakak tua dan beoo! Haha karena banyak bangeeettt macamnya. 

Memasuki EGP, kita disambut bbrp patung hewan yang dibuat menggunakan barang2 bekas, dengan message "barang daur ulang juga bisa jadi bagus lhoo"
Ini salah satunya bentuk gajah menggunakan televisi bekas. Ada lagi bbrp bentuk2 seperti sapi. 

Ada juga 1 ruangan khusus serangga, baik yang masih hidup maupun yang sudah dikeraskan, seperti kupu2. Bagus sihh.. Tapi saya merasa insecure dalam ruangan itu! Bayangkan ada ribuat serangga baik yang beracun atau tidak. Baik semut, belalang, kalajengking dan KECOA!! 

Lelah di EGP (gede banget sih tempatnya!) kita lanjut ke batu secret zoo! (BSZ). Nggak ngerti juga kenapa namanya pake ada rahasia2nya. Nggak ngerti dimana letak secret nya pas lg mengunjungI BSZ hehehe.. 

Sedikit mengulang EGP, BSZ juga punya ragam satwa unggas termasuk burung beo. Satwa unggas yang tidak dapat terbang hanya di kandangi dan dibatasi dengan kayu. Jadi ada beberapa burung yang bisa berpindah2, kalau mereka bisa lompat. Misalnya saja Merak. Dan ini menurut saya cukup scary! Haha! 

BSZ juga menyediakan edukasi spot seperti cara pengolaan pupuk organik, mulai dari kotoran sapi sampai kotoran manusia! Haha! Juga ada spot permainan air yang bisa mengeluarkan suara2 denting2 (sulit menjelaskannya) dan saya tidak punya fotonya :( 

Baik di EGP dan di BSZ, pasti ada satu kawasan bermain anak. EGP menyediakan wahana mini waterboom untuk anak2 sedangkan BSZ menyediakan mini BNS hehe. Kebetulan ada beberapa TK dari surabaya dan anak2 (mungkin SMP) dari sekolah Jubilee Hakarta yang sedang berkunjung. Jadi hari itu cukup ramai dengan suara anak2 kecil. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dan kami sudah sangat capai, karena BSZ tidak kalah besar dengan EGP. Berkeliling berjalan kaki itu sama seperti berjalan 6 jam sehati. Artinya, seluruh makanan yang kita makan dari kemarin sudah habis terbakar *sigh 

Perhentian terakhir (dan untungnya indoor dan berAC hehe!): Museum Satwa. 

Kalo kalian nonton Night at the Museum, nah museum satwa mirip seperti itu. Saat masuk, kami disambut dengan diorama dinasaurus yang besar2! Kalao di Night at The Museum cuma ada 1 jenis dino, di museum satwa lebih gaya, mereka punya  4 (kalo nggak salah) tulang2 dino yang sitaruh di center. 
Maap yah gambarnya salah fokus. Coba kalian lebih fokus di belakang kami. Kami tau kami lebih menarik, tapi... ( apasih) hehe! 

Feature lain dari museum satwa adalah: diorama2 hewan yang sudah mati dan dikeraskan. Kebanyakan hewan sudah kita lihat sih di BSZ danmasih hidup pula.

Jadi kami lebih cepat menyudahi kunjungan ke museum satwa. Wala! Selesai 3 lokasi dalam satu hari di jam 5. Dan kami super super kelelahan. Haha! 

Untungnya kami menginap di PI yang lokasinya tinggal selemparan bati. Jadi bisa langsung pulang Hotel dan bobo sore hehe. 

Malamnya, kami mencoba satu tempat nongkrong anak2 gahul Batu. Bamanya: restoran Pizza Panties. 

Intinya, karena pizzanya dilipat, jadi seperti panties hehe! 

Seperti ini! Saat sampai disana, ternyata antri! OMG, saya tidak menyangka, padahal itu hari biasa, bukan weekend. 

It should be good! Dan benar, enak! Dengan pizza seporsi (1 porsi untuk 1 orang yaaa) hanya berharga IDR20K-an dan minum yang hanya belasan ribu, radanya enaaakk! Worth it! 

Besok harinya, setelah menikmati sarapan di hotel dan berkemas, kamipun check out dan bergegas menuju JTP1! 

Di JTP1, hanya ada 2 tempat bermain: JTP1 dan Museum Bagong. Keduanya hanya membutuhkan pass seharga IDR70K hehe! 

Pertama kita masuk Museum Bagong. Namanya doank Bagong. Intinya kita belajar bersama salah satu tokoh wayang Jawa Timur, Bagong, mengenai alat-alat dalam tubih manusia. 

Museum bagong ini dibagi2 per alat tubuh. Dimulai dari mulut, hidung, mata, otak, etc sampai dengan diorama mayat yang di awetkan (iyah, orang beneran meninggal dan diawetkan) serem yah! 

Di masing2 alat tubuh ada "sesuatu" yang bisa berinteraksi. Sesuatu itu bisa jadi monitor layar sentuh yang menyediakan kuis2, patung yang bisa berbicara, bagong yang menceritakan ttg bersendawa, dan lain-lain. 

Di masing2 bagian dari museum ini ada mbak2 dan mas2 yang siap menjelaskan apa saja dan bagaimana alat2 dalam tubuh itu bekerja, penyakit2 di dalamnya etc. dan saya baru tau, mereka itu bukan sekedar pekerja yang diberi pengetahuan ttg alat tubuh lho! Mereka ini sangat-sangat knowledgable. Karena mereka ternyata memiliki background yg sangat bagus. Ada yang S2 dari kesehatan masyarakat di UI. Ada yang memang masih mahasiswa kedokteran, tapi magang disana. Canggih yah!! 



Ini salah satu papan interaktif dalam Museum Bagong. Coba kalian kalau mau test, lihat test nya di gambar pertama dan hasilnya di gambar kedua. Hehe. 


Ini juga salah satu pengetahuan yang saya baca di Museum Bagong. Buat kalian yang memiliki masalah pencernaan, ada bagusnya membaca ini hehe. 

Terakhir, museum Bagong menyediakan test darah, osteoporosis, dan test mata. 
Saya mencoba test gila darah setelah makan ( karena tidak puasa) dan hasilnya: kurang makan! Oh No! Haha gula darah saat itu hanya 85 sajahh.. Tapi maklum sih karena sudahmendekati jam makan siang, jadi pasti gula darahnya rendah. Hehe

Selanjutnya kami meneruskan ke wahana JTP1. Kalo kata MT, JTP 1 ini mirip TMII tapi disajikan dengan lebih menarik. Karena, seperti halnya TMII, JTP1 lebih memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan Indonesia. Tapi ditambah dengan pengetahuan fisika dan kimia, dan lebih bagus dari Museum Scienec di Singapore (in my opinion yah) hehe


Dan salah satu foto di museum ilmu pengetahuannya hanya ini 

(Hayoo ada yang masih inget jembatan keledainya hapalan unsur kimia nggaa?!?! Saya hanya ingat yang column pertama: HaLiNa Kawin Robi Cs Frustasi heheh) 

Selesai bermain main di lingkungan JTP 1, kira2 sudah pukul 4. Kami langsung beranjak ke destinasi selanjutnya: Kusuma Agrowisata (KAg)

KAg ini adalah wisata petik apel yang sudah ada beberapa belas tahun yang lalu. Wisata pertama kali di batu. Dulu saya pernah kesini waktu road trip Jakarta-Bali sama keluarga, dan sekrang masih ada! 

KAg ini ada hotelnya, dan lokasinya lebih tinggi dibanding Pohon Inn. Jadi lebih dingiiiiiiiinnn.. Apalagi kalau malam. 

Setelah checkin dan drama pindah kamar karena banyak semut di kamar, kamipun mencari makan malam. Tujuannya adalah: Kertasari. 

Bisa dibilang Kertasari adalah restauran paling decent pertama yang saya makan sejak dari Malang. Tempatnya besar, bersih, dan makanannya enak. Harganyapun sejauh ini paling mahal. Biasa kami tidak pernah makan mencapai IDR100K, kali ini makanan kami berharga: IDR200K hehe. Tapi super worth it! 

Appetizier berupa tahu petis, disajikan menggunakan pisau dan garpu.. Kapan lagi coba?! Hihi 

Main course!! 

Plus sate jamuuurr!! Slruuupp (harga sate jamur ini seharga sate ayam lho! ) haha

Kalau teori seorang teman, menu makanan itu max N(jumlah orang) + 1, kalau kami: 2N+1 hehe!

Kertasari ini benar2 beraih lho! Walaupun sepi dan tidak ada pengunjung (karena low season), mereka tetap menjaga keberaihan meja2 dan kursi mereka! Recommended deh!! 

Besoknya, karena sengaja menginap di KAg, kita melakukan apa yang sejuta umat lakukan di Batu: memetik apel hehe! 

Masuk kebun bayar lagi, hiks, mungkin karena kami beli tiket di Agoda. Noted yah teman2 yang mau kesana, walaupun tiket Agoda murah, tapi belum termasuk breakfast dan wisata petik buahnya *sigh* jadi nampaknya lebih baik pesan langsung sama Hotelnya. 

HTM nya kalau nggak salah IDR60K, sudah dapat: yogurth (yang akhirnya ketinggalan di hotel Surabaya), petik apel @2buah, dan petik jambu @ 2buah. Buah-buah yang tersedia sebenarnya musiman. Mereka punya buah naga, jeruk, strawberry, etc. 

Sayangnya saat itu masih bulan kemarau berkepanjangan. Jadi kami hanya dapat buah kecik2 :(


Selesai memetik buah, kamipun bergegas meninggalkan Batu menuju Kediri. 

Bye Batu! 
Recommended place buat wisata keluarga! 

Next part 3 Sby-Kediri yahhh! Ciao! 























Monday, October 26, 2015

Jawa Timur Part 1: Malang


Entah gimana, akhirnya kita berdua came up untuk mengunjungi Jawa Timur. Mulai dari rencana ke NZ, menciut jadi ke Kor-Jap, menciut lagi jadi ke JaTim.. HAHAHA. Intinya sih lagi-lagi uang!! Haha karena terlalu sayang mengeluarkan uang puluhan juta *nasib punya suami orang Semarang* hehe 
Note: bukan menghina yah, tapi konon katanya orang berdarah Semarang itu pelit.. EH! salah2, mereka bilang, mereka itu pandai mengatur uang! #whatever hehe (to all Semarang ppl, I love you! Xixixi)

Intinya, karena saya belum bisa merajuk si MT, jdlah saya nurut ke Jawa Timur ajah.. Dan setelah pulang: nggak menyesal lho! Walaupun ujung2nya juga menghabiskan puluhan juta juga hiks *cek kantong kresek recehan kemarin kali2 masih ada sisanyaaa* Hehe. soalnya, dengan berkedok "second honeymoon #TTC" saya nggak mau kalo liburan ini jadi ala-ala backpacker haha! Maunya nginap di hotel bagus dan bawa kopernya gede2.. Zzzz bgt yah..

Hari pertama dimulai dengan pesawat pagi menuju Surabaya. Jam 8 tepat kami sudah sampai Surabaya. Janjian sama si Pak Hasan (bapak rental mobil) sekitar pukul 8.30. 

Intermezzo, Pak Hasan ini recommended bgt lho! Dia kasih kita avanza tahun 2014  yang masih bagus, bersih, dan yang terpenting: hemat bensin! To be noted kalau selama 9 hari di Jawa Timur, kita hanya menghabiskan bensin IDR427K sajah. Buat yang mau kontek Pak Hasan, bisa DM ke saya yahh.. 

Setelah serah terima kunci dan isi bensin perdana, kami melanjutkan perjalanan langsung ke Malang. Bekal kami hanya Waze! Dan thank God sinyal XL kuat di jawa timur. Hehe. Bertolak dari Surabaya jam 9, sampai di Malang jam 11an. 

Karena belum bisa check in, kamipun melipir melaksanakan misi kedua (yang pertama kan you know what haha!) liburan kita: Wisata Kuliner.

First stop: Baso Presiden
Total yang kami habiskan untuk makanan dan minuman seperti pada gambar adalah IDR57K sajah!

Nyam nyam. Karena mengandalkan Waze, jadi saya nggak ingat alamatnya dimana. Tinggal ketik "baso presiden" langsung keluar petunjuk arah hehe. 

Restorannya terletak di pinggir rel kereta api. Jadi, setelah parkir, kami harus menyebrang rel dulu. Baru sampai. Dan ketika makanpun, kereta yang lewat2 menjadi salah satu "wahana" nya si bakso presiden ini. 

Saking terkenalnya si baso, antriannya puanjang rek! Udah panas, sumpek, antri... Hmmm It should be good. 

Mungkin hal itu yang membuat saya punya iverexpectation sama si bakso. Karena ternyata begitu mencicipi rasanya, saya masih lebih suka Baso Jawir Pesanggrahan dan bakso kota cak har di citra grand. Hehe.

Second stop: Toko Es Oen

Malang itu ternyata sangat kental dengan budaya jaman kumpeni nya.. Banyak sekali restoran kuno yang dibuka dari jaman kumpeni2 di Malang. Salah satunya Toko Es Oen! 

Kelebihannya, interiormya, sudah pasti kuno lah yah.. 
Tapi, tidak lebih dari itu.

Mungkin karena, lagi2 saya ini overexpectation. Kalau teman2 udah pernah makan es ragusa, yang juga terkenal dengan es nya yang sudah dari jaman nenek kakek kita, es ragusa menurut saya lebih enak. Dan, es Oen ini tidak murah sodara2! Atas se-emprit es dan kue yang kami makan diatas, kami harus membayar hampir 2x harga baso

Next destination! Pia Cap Mangkok, langsung di pabriknya di Tidar. 
Tadinya kami mau beliin seluruh umat manusia yang kami kenal di jakarta. Sayangnya pia ini umurnya pendek, cuma 2 minggu. Too bad. Karena saya cuti 2 minggu, so teman2 kantor definitely nggak dapet pia mangkok yaa.. Haha

Plus point dari pia mangkok: enak, garing, nggak terlalu coklat, mudah ditemui, dan nggak mahal. Terlebih, penjualnya nggak songong (lirik pia super terkenal di pulau sebrang) hehe

Akhirnya setelah sampai jam checkin kamipun check in ke hotel. Hotel yang kami book adalah OJ Best Western Hotel, yang ternyata terletak di tengah kota malang dan memiliki kamar yang bersih dan luas. Recommended!

Setelah checkin, kami tidak menyia-nyiakan waktu yang tersisa. Kami lanjut dengan next culinary destination! 

Cwie Mie Malang Hok Lay (yang juga founded di tahun-tahunnya kumpeni *katanya katanya*) 
Ini enak bangett!! Sayang perut ini tidak muat lagi untuk makan 2x :( 
Dan masih harus menyisakan ruangan kosong untuk the last dessert of the day. 

Desset malam itu kami lengkapi dengan kue Puthu Lanang yang super terkenal. Awalnya saya pikir puthu itu hanya dari Medan.. Ternyata ada juga puthu di Jawa hehe. Pardon my minimum knowledge. 

Puthu lanang nggak jauh dari OJ Best Western. Untuk itu, sambil menurunkan sisa2 cwie mie hoklay dalam perut, kami putiskan untuk jalkak dari hotel. 

Sampai disana, saya pikir saya akan melihat warung atau semacamnya. Ternyata tidak, puthu lanang ini hanya dijual di pinggiran jalan menggunakan meja. Mungkin karena itu harganya jd murce bangeet.. Dengan IDR10K, kita sudah bisa menikmati 10 puthu, atau 10 klepon, atau 10 cenil, atau 10 lupis, atau paduan kesemuanyahh.. Murah banget kan!! Nggak ada separo harga puthu di Jakarta *big smilee*


Hari keduaa.. 
Karena ke-cheapo-an kita, dan nampaknya sayang melewatkan satu saja kesempatan wiskul di Malang, kami tidak memesan breakfast di hotel. 

Awalnya kami mau makan Cwie Mie Gloria untuk sarapan pagi di dekat alun2 kota..Sayangnya belum buka :( Tapi namanya blessing in disguise, akhirnya kita mampir Rawon Nguling yang ternyata juga terkenal dan super enak.. 


Setelah perut kenyang, kami langsung melaju ke Museum Malang Tempo Doeloe. Sayangnya, karena ada acara fun bike di alun-alun Tugu, kami harus berputar2 mencari jalan ke Museum ini. 

Museum Malang Tempo Doeloe saya singkat ajah yah jadi MMTD, untuk mempermudah pengetikan hahah.. MMTD ini menceritakan terbentuknya kota Malang mulai dari jaman sebelum masehi. MMTD mengingatkan saya ke museum di Hong Kong (lupa namanya, yg pasti bukan MHKTD hehe) yang menceritakan mulai dari sejarah geografis hongkong sampai ke dinasti2 bersejarah.. 

Tiket masuk HANYA IDR15K!! Murah banget yahh.. 
(Sayang ada tangan jail yang coret2 temboknya)

Kalo kalian masih ingat cerita Ken Arok, Ken Dedes, Tunggul Ametung dan juga keris sakti yang membunuh turun temurun, di MMTD diceritakan lagi cerita itu lengkap dengan silsilah kerjaan Singasari Majapahit. (Msih inget kagakk sejarah kelas 3 SD nihh!!) 

Setelah cerita kerjaan, dilanjutkan dengan pendudukan kumpeni di Malang. Banyak banget dokumentasi2 (asli) peninggalan penjajahan kumpeni di Malang. 

Kalau kalian suka sejarah, MMTD salah satu tempat wajib dikunjungi di Malang. 

Setelah dari MMTD, kita masih merasa kenyang dan nggak sanggup kalau dilanjutkan langsung dengan makan siang. Hehe. Akhirnya kita jalan lagi menuju candi Singasari. 

Nggak banyak cerita di balik candi Singasari sih.. Hanya salah satu candi pemujaan (tadinya ada 7, tapi hanya ditemukan 1). Anehnya, candi ini berada di komplek perumahan. Nggak seperti candi2 besar yang terkenal yang sudah dirawat dengan baik. Masuknya pun hanya dipungut biaya "serelanya" oleh si bapak penjaga. 

Setelah dari Singasari, kami akhirnya memutuskan untuk makan sore (bukan makan siang atau makan malam yah). 

Makan sore dulu, mampir di Sate Bunul Pak Paino. 

Sate ini adalah sate pertama (next masih bbrp kali kita makan sate di Batu) dan sate terenak selama perjalanan kita. 

After nyate, kita tidak lupa kalau semuanya berasal dari yang Di Atas #ciehhh mampirlah kita ke Gereja KayuTangan. Gereja ini juga salah satu gedung kuno peninggalan belanda. Exteriornya bisa dibilang mirip Katedral Jakarta. Sayang nggak difoto, karena kami sudah buru2 mau misa. Dan interiornya seperti ini 
Mirip lah yahsama gereja-gereja kuno lain di Jakarta, seperti gereja Theresia menteng. 

Sepulang misa, perutnya si MT yang bottomless pun sudah meminta isi. *sigh* akhirnya kita malam2 makan ronde dan angsle Titoni. 

Semua orang pasti sudah tau ronde. Yang baru pernah saya dengar adalah angsle. Ternyata angsle ini isinya kuah santan hangat dicampur kacang hijau, mutiara (apa sih itu namanya yang seperti di hokben) dan lain2 (penjelasan ini sangat tidak menjelaskan yah!) haha. Sayangnya tidak sempat kami foto. Hehe. 

Hari ketiga dan hari terakhir di Malang! 
Kami mulai dengan "jalan pagi" hehe. Dari hotel, ke alun2 tugu, ke alun2 Malang, dan balik lagi ke Hotel. 

Rencana awalnya adalah jalan kaki dari hotel dan lari2 di alun2 Tugu. Tapi ternyata, orang2 Malang sudah memulai harinya (note, saat itu hari senin) dengancukup pagi. Jam 6 lewat, alun2 Tugu sudah ramai dengan kendaraan bermotor. Akhirnya kita urungkan niat untuk lari, dari pada nanti ditabrak motor. Anyway, banyak banget lho pengguna motor di Jawa dan mereka semua masih dengan baik menaati lampu merah!!

Akhirnya kami jalan2 di alun2 Malang. 
(Pardon my handsome husband who was holding his cemilan) 

Alun2 Malang itu benar2 rapih, terawat, rindang, dan bagus. Kalo bisa dibilang mungkin mirip hyde park syd tapi lebih kecil. Noted juga di alun2 masih banyakburung2 yang mampur dan beterbangan. Dan nggak ditembakin anak kampung hehe. 

Di perjalanan pulang kami melipir mengisi perut dengannasi pedas khas Malang. 

Terus terang saya lupa nama restonya. Karena ini hanya resto rumahan yang kami lihat di jalan menuju hotel dan sepertinya enak, akhirnya mampir. Untungnya, beneran enakk!! 

Sampailah kita di penghujung kunjungan kota Malang yang full of culinary spots! 

Jam 10 pagi kami sudah siap rapih jali di mobil untuk melanjutkan road trip ke kota Batu.

Next post yahh! Otherwise akan jadi kepanjangan :)