Saturday, September 23, 2017

TTC Journey Short Season: Traditional Intermezzo

Haii semuaa... Sudah lama rasanya tidak memberikan para pembaca update yang bermutu..(Kayak banyak pembacanya ajah nyihihihi)

Anyway, posting kali ini juga belum tentu bermutu sihh.. tapi saya tetap mencoba seinformatif mungkin yahh..

Jadi, kemana ajah saya setelah berhasil menjalani PLI? jawabannya: mencoba pengobatan traditional.

Some ppl asked me: why didnt u try IVF or insemination. Itu cara paling mudah untuk getting conceive.
That is totally true. Tapi di dalam lubuk hati kecil saya (tsah elah wiinn bahasa loo!! *toyornih) merasa kalau insem dan IVF itu my very very last bullet in the TTC war. selama masih ada harapan normal, kenapa tidak coba yang normal. So, yah.. masih mencoba normal sampai sekarang xixix.. Oyah, dan ini juga bukan masalah biaya yah.. (bukan berarti uang kami super banyak layaknya Paman Gober), tapi kalau memang sudah harus menggunakan IVF dan insem, yah apa boleh buat, biaya nya berapapun tetap harus dikeluarkan, bukan? Dan bukan berarti jalan menempuh normal conceive itu juga murah. seperti kalian bisa baca, saya sudah rincikan beberapa biaya yang sudah kami keluarkan selama proses. Kalau kata seorang teman saya, biayanya sudah sama seperti membeli chanel boy bags (hiks miris.. langsung buka Reebonz liat2 tas sampe garuk-garuk lantai)..

Anyway, setelah drama PLI selesai, dan seharusnya sudah balik ke Obgyn, kamipun tetap belum memilih2 obgyn handal yang pro PLI. Beberapa teman menyarankan pengobatan traditional. Akhirnya di bulan pertama setelah PLI selesai, kamipun mencoba obat sinseh ampuh dari Medan (saya tidak tau nama sinsehnya..saya hanya beli obatnya, rujukan dari teman). Anyway, obatnya ternyata adalah pai fung yen (dan beberapa jenis obat cina lainnya). Long story short: gagal yo... yah sudah deh..

Next! Another friend told me about her sister yang berhasil conceive dengan bantuan tusuk jarum atau bahasa bekennya: akupuntur. Septerti yang kalian tau, akupuntur ini memang sudah diakui di dunia kedokteran kan.. jadi masih semi-medical lah..Akhirnya kami pun mengunjungi sang sinseh..

Namanya Sinse Arif Budiman Halim (Djoen) di daerah Tosiga (deket banget sama gereja MBK dan sekolah Sang Timur). Pertama kali mengunjungi klinik ini, nampaknya hari keberuntungan buat kami, karena saat itu pasiennya tidak terlalu ramai dan kami dapat nomor muda (karena next kunjungannya selalu antri 3-4 jam *sigh). Masuk, bertemu dengan Koko Sinseh (iyah kokoh, karena guess what?? masih muda BANGET.. mid 30s I might say). Konsultasi pertama sih saya nggak bilang apa2, dia hanya memeriksa denyut nadi kami masing2. Dan langsung memberikan diagnosa. Sebenarnya menurut dia, masalah kami berdua tidak berat. Tapi kok somehow sudah 3 tahun masih belum ada hasil? (ini hanya pertanyaan saya dalam hati). Diagnosa beliau pun (I might say) 90% tepat. Diagnosa sperm nya MT, sama seperti yang diberikan dokter. Begitu pula diagnosa mengenai "antibodi" yang dia berikan. Jadi berpuluh2 juta saya buang untuk mengetauhi kondisi kami itu, hanya ditebak dalam 1x pertemuan dengan si kokoh sinseh hehe.

Akhirnya kamipun di treatment akupuntur dan diberikan obat herbal. Ke si kokoh sinseh ini hanya bertahan 4x pertemuan. alasannya bermacam2: 1) karena pihak lelaki (si MT) kurang percaya kalau bukan "dokter" yang ngomong (walopun dia tidak bilang terus terang, tapi saya bisa menerawang haha!) ; 2) sang sinseh tidak menerima pembayaran menggunakan kartu kredit haha (ini sih masalah cash flow ajah yah.. 3) antriannyaaa..... najubile.. setiap kesana selalu menghabiskan 25% waktu weekend kami.. hiks.. 4) seminggu sekali harus di treatment disana.. so, sangat berat buat kami yang sangat malas ini untuk bolak balik hehe..5) obatnya pahitttt... hehe!

Biaya pengobatan ke Kokoh Sinse adalah 400 rb/ orang /1x pertemuan. So, kami berdua: selama sebulan akan menghabiskan biaya 3.2 juta (tunai). Hebring juga kan harganya.. haha

Sekarang gimana? Sekarang saya ke Obgyn Rujukan di RSIA Hermina (Jatinegara). Padahal Hermina ada dimana-mana (Rumah kami di Jakarta Barat). Tapi sang Dokter hanya praktek disana.

Selanjutnya saya cerita di post berikutnya yah!! biar tidak tercampur ceritanya.

Ciao! Salam semangat TTC! :D


Sunday, July 9, 2017

TTC Journey Season 3: Eps 4 - ASA Terakhir

Judulnya ambigu banget yah..

Anyway, kalian pernah denger nggak phrase: Kalau kalian lagi merasa beruntung, itu artinya doa orang tua kalian sedang didenganrkan dan dikabulkan Tuhan.. #ciee berat bangett..

Nah, kejadian sama saya..
Setelah panjang lebar hasil evaluasi PLI paket pertama (bisa dibaca disini) hasilnya cukup baik.. terjadi peningkatan yang cukup significant, saya pun sesumbar makanan alergi pantangan mulai saya langgar2.. bahkan suatu weekend, saya sempat outing ke Bangkok dan full makan tanpa pantang.

Hasilnya, sayapun nggak PD donk dengan hasil evaluasi PLI ke 4-5-6 yang jatuh pada tanggal 10 June kemarin.. Saat sudah pasrah dengan apapun hasil evaluasinya, tetiba, malah dapat berita baik.. ASA saya sudah jauh lebih rendah lagiii!! Bahkan penurunannya lebih rendah dibandingkan dengan hasil evaluasi pertama, dimana saya sangant taat dengan pantangan makanan alergi2 saya. he he he he. Dan lalu saya sesumbar.

Saran dokter terakhir adalah satu kali lagi suntik PLI dan diharapkan level ASA sudah di 1:64. Dan kemudian sudah boleh buat PR. Asiikk!! (loohh!?) haha.

Ini hasilnya:

Kalau kemarin dokter expected nilai ASA saya akan di 1:512, pada kenyataannya, nilai ASA saya sudah berada di atasnya lagi.. :) Ini yang saya sebut keberuntungan, dimana Tuhan sedang mendengar doa orang tua saya (dan pasti mertua saya - doesn't meant to be discriminative - red hehe).

Next nya ngapain? Kalau menurut dr imunolog nya sih, sudah boleh mulai program2 ke dokter ObGyn lagi.. tapi saya dan suami memutuskan untuk: 1 bulan usaha sendiri, 1 bulan pake obat sinseh, 1 bulan kemudian baru masuk ke ObGyn2an kalo belum berhasil.. hehe.

Oh yah, saya tetap melaksanakan PLI maintenance - yaitu PLI yang dilakukan hanya 6-8 minggu sekali (kalau PLI biasanya dilakukan 3-4 minggu sekali). Hal ini - menurut dokter - hanya untuk mencegah adanya lonjakan nilai ASA sajah. Dan , satu lagi, sayapun harus tetap menjaga asupan alergi. Bukan berarti dengan nilai ASA yang baik, langsung seperti anjing lepas dari kandang makan seluruh makanan yg sudah lama tidak saya makan haha. Tapi saya pasti punya pelanggaran di level: 1 hari 1 x. Walapun hal ini tetap tidak valid di mata suami hehe.

Biar bagaimanapun, saya tetap mencoba disiplin makanan sih.. karena kalo sampe nggak disiplin, harus go through seluruh proses lagi, saya merasa lelah. Dan terutama merasa BOROS!! total PLI yang saya lakukan adalah 7x dengan biaya 1.3 juta per suntikan. ditambah 2x evaluasi juga dengan biaya yang sama per evaluasi. Ditambah lagi, biaya obat makan saya dan suami. Biaya makan siang di Lapo Toba Dream setiap kali PLI ke Budhi Jaya (Euleeeuuhhh... enayaakk hahaha).

Next! Let's see how the ASA score tells us yah! Semoga segera mendapatkan kabar baik..

Ohyah, BTW, kalau para pembaca ada yang tau ObGyn bagus yang pro PLI, tolong share contact nya yah.. karena ObGyn saya yang terdahulu (di RS Bunda) bukan seseorang yang pro PLI. So, saya rasa akan lebih "matching" kalau saya ke dokter yang mendukung apa saja yang telah saya lakukan sampai saat ini. Makasih :)

Ciao!

Saturday, April 1, 2017

TTC Journey - Season 3: Eps 3: Putus(kan) ASA..!

Halo2.. hari ini kembali lagi saya mau cerita mengenai TTC Journey.

Sebelumnya, saya juga mah share tentang posting mengenai hormone testnya si MT yang pernah saya ceritakan di posting ini.

Pertama kali MT disuruh test hormone, itu kami lakukan di sebuah lab di bilangan jakarta barat, berikut hasilnya:

Kemudian, ini adalah hasil test yang dilakukan di klinik dr. Indra - setelah menjalani terapi hormon 8x:

Kalau dilihat di bagian Hormon Prolaktin di hasil test pertama, nampaknya hasilnya tidak kenapa2, karena range atas untuk ukuran normal, sampai di angka 25. Tetapi, ternyata kalau dilihat di klinik dr. Indra, seharusnya rujukan prolaktin untuk pria itu di angka 17.0. Dari hasil test pertama, Prolaktin si MT masih tinggi untuk ukuran pria.. Katanya sih pria dengan prolaktin tinggi ini lebih sensitive (jadi punya perasaan seperti wanita yang emosional haha! Jadi, buat kamu2 yang pasangannya cepat naik darah, coba deh di cek hormone hahahah!! - ajaran sesat ala saya)..

Ok, sekian dengan hormon.

Melanjutkan cerita tentang ASA.
Dari posting Eps 2 kemarin, setelah hormon MT normal, seharusnya langsung jadi tek-dung.. tapi si genderang perang belum juga bersambut (halah!) akhirnya kami menjalani lagi serangkaian test, yang tidak murah.. namanya test Anti Sperm Antibody atau disingkat ASA. Kalau ada yang mau cari2 penjelasan ilmiahnya, bisa di google2 dulu sebelum melanjutkan bacaan cerita ringan saya ini.. hehe.. saya sudah beberapa kali membaca di beberapa source seperti disini, disini dan disini.

Secara singkat ajah, dari hasil desktop research yang sudah saya lakukan dari berbagai forum dan artikel, yang kemudian saya olah dengan bekal ilmu biologi sampai dengan tamat kelas 3SMA (jadi maap yah kalo ada salah)... hehe.. intinya ASA adalah bagian dari antibody (bisa dalam tubuh wanita dan pria) yang menganggap sperm sebagai "musuh". Hasilnya, jika sperm mengenai darah/cairan tubuh lainnya (bisa di vagina mucus) mereka akan membentuk gumpalan (aglutinasi kalo bahasa kerennya) dan tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai ke pembuahan.

Kenapa ada juga pada pria? Iyah, dalam beberapa kasus yang sudah saya baca, kalau buah zakar pria ada kelaianan (yang saya juga tidak tau seperti apa jelasnya) yang membuat "ruangan produksi sperm" terkontaminasi dengan darahnya sendiri - yg mengandung ASA tersebut - bisa juga "merusak" produksi.

Test pertama yang kami lakukan adalah Evaluasi ASA pada tubuh saya.
Test ini kalo nggak salah ingat, harganya itu 1.3juta (tahun 2016 akhir). Hasil testnya seperti ini:

Intinya, si pria harus melakukan ejakulasi dan mengeluarkan sprem. Si wanita diambil sampel darahnya (cukup banyak oh no!). Nantinya, si sperm itu di test berapa lama bisa bertahan di dalam darah si wanita tanpa mengalami penggumpalan.

Jadi, cara baca hasil test di atas adalah:
Pertama, lihat di tabel nya dulu..Jangan tanya apa itu 1:8, 1:16, 1:32 dst... karena saya tidak tau apa angka2 tersebut.. hehe. Pokoknya yang kita lihat adalah: tanda positif ada di angka berapa. Untuk rujukan normal, angka positif harusnya berada di angka 1:64. Sedangkan punya saya ada di angka: 1:131ribu. Dan kesimpulannya adalah: ASA sangat tinggi. Iyah memang saya ini orang yang jarang putus asa, dan selalu auban mencoba berkali2 loh! hehehe (apasih).

Kedua, hasil SIV. Saya tidak tau sih ini apa.. tapi kata dokternya nilai saya tinggi, karena saya sering makan junk food! :(
Akhirnya diresepin obat antioksidan yang harus dimakan selama 2 bulan setiap hari, di jam yang sama (saya makan bolong2 dan kadang beda2 jamnya hehe)..

Ketiga, hasil IgE. ini ada hubungannya sama antibody. tapi saya malas research since hasilnya udah bagus hehe.

Next apa? Next adalah PLI (Paternal Leukocyte Immunization).
PLI itu adalah salah satu jalan untuk "mengenalkan" antibody saya ke "unsur tubuh" si MT. Jadi nantinya, saatnya dia untuk "bertemu" kembali dengan si sperm, dia sudah kenal dan tidak "membunuh" si sprem.. kurang lebih begitu.. heheh

Gimana cara mengenalkannya? dengan cara imunimasasi leukosit suami ke istri. Atau dengan cara menyuntikkan sel darah putih suami yang sudah di proses ke tubuh si istri.. ngeri yah teknologi udah hebat banget sekarang :D

Sebelum, PLI, ada beberapa test yang harus dijalani.
Pertama, test HIV suami haha! Penting banget loh ini. Kalau2 suaminya punya virus ataupun infeksi apapun dan melakukan PLI, itu sama saja dengan "suka rela" menularkan ke istri. hehe. Untuk yang ini, untung hasil test si MT bagus.. jd ok untuk proceed ke PLI. Test ini harganya ratusan ribu (saya lupa berapa tepatnya, tapi nggak sampai menginjak angka jutaan).

Kedua adalah test alergi istri. Kenapa harus test alergi? Nah, ini dokternya nggak bilang dengan jelas juga sih, sayapun tidak bertanya. Tapi setelah ketemu dengan immunolog, beliau bilang memang alergi akan sesuatu itu bisa meningkatkan antibody. Trus pertanyaan saya berikutnya: loh saya makan apa ajah nggak pernah loh sampe gatal2 atau bersin2 atau apalah tanda2 alergi yang biasanya ada pada diri manusia. Ternyata jawabannya adalah: memang nggak semua tubuh manusia bisa langsung bereaksi terhadap alergi. Misalnya saya, saya alergi ayam (iyah, ternyata ada loh alergi ayam, saya baru tau) nah saat makan ayam, saya tidak serta merta bentol2, kenapa? karena antibody saya built up untuk mencegah keluarnya reaksi negatif terhadap tubuh saya seperti: gatal2. Tapi karena ketidaktahuan saya, saya terus makan ayam. Dan antibody sayapun terus menerus meningkat, apalagi karena memerangi si ayam. Begitu kira2 ceritanya.

Dan dari hasil test alergi ini, saya alergi.... banyaaaaaaakkkk... dan dari banyak hal itu, adalah hal sehari2 yang saya makan.. seperti: ayam (saya beberapakali masak ayam obat cina padahal huhu), bebek, telur2an, ikan salmon, tenggiri (saya sering bangeett), aneka jeruk (saya suka bangeeet), tomat, aneka keju (huhuhuhu), aneka susu dan dairy, presevative (gak boleh makan indomie lagi huhuhu), pemutih makanan, dan lain2!! huhuhu..

Nah, dari hasil ini, saya harus sebusa mungkin mencegah makan2n yang akan menimbulkan reaksi di tubuh saya. Sayapun nurut.. yah kadang2 ada cheat nya dikit.. tapi ini jaraaaaang banget sih.. Sebenernya yang paling susah ini bukan menghindari makanan alerginya, tapi turunannya, misalnya: kue bolu, indomei pake telur, martabak, mie ayam abang2, baso hangat dikala sedang hujan deras..huhuhu.. kue2an kering, cha time, dum dum, coco.. huhuhuhu dan banyaaaakkk lagi.

Test alergi ini makan biaya 2 juta rupiah (belum termasuk konsultasi immunolog).. tadinya MT juga mau "ikut2an" test.. kan nggak ada salahnya tau mengenai alergi kita.. tapi setelah tau harganya 2 juta, niatnyapun diurungkan.. hehehe

Dari hasil2 di atas akhirnya kami masih maju-mundur dengan keputusan PLI. Kenapa? Pertama, nggak semua dokter kesuburan (baik obgyn maupun androlog) di Indonesia berpegang pada aliran "PLI" ini. Beberapa dokter (misalnya dokter-dokter di salah satu RSIA terkenal di bilangan jakarta pusat) tidak menganjurkan untuk melakukan test antibody. Di beberapa artikel di internet pun masi ada pro dan kontra. Ada yang bilang bahwa antibody itu hanya ada di servical mucus (cairan mulut vagina). Dan hal ini masih bisa diatasi dengan tindakan inseminasi. Sehingga si pasukan sperm tidak melalui cairan tersebut untuk menuju kedalam. Kedua, nggak banyak orang yang sudah berhasil dan bercerita di blog/ di forum tentang keberhasilannya dalam menjalankan PLI.

Tapi akhirnya, setelah bertanya ke beberapa sumber, ada ajah yang berhasil, walaupun setelah 1-2 tahun PLI. Akhirnya bisa memiliki keturunan baik normal, atau dengan bantuan insem/IVF. Akhirnya, kami putus(kan) ASA akan kami perangi dengan PLI!! Nggak ada salahnya kita coba segala cara, walaupun ujungnya di tangan Tuhan. Akhirnya awal Feburary kemarin kami mulai dengan PLI 3x, yang jarak tiap suntikannya 3-4 minggu. Kemudian, saya juga melakukan pantang makanan dari hasil test alergi di atas. Dan saya juga berjanji untuk menceritakan semua proses PLI saya dengan lengkap hehe. Semoga bisa membantu para pembaca yang juga sedang bingung seperti saya dan MT. :)

Biaya PLI setiap suntikan adalah 1.1juta, diluar biaya penyuntikan, oleh immunolog (c.200k).

Oh iyah, ada yang penting info ketinggalan. Selama proses PLI, kami diharuskan menggunakan pengaman saat berhubungan. Kenapa? agar antibody saya benar2 "lupa" sama "musuh"nya heheh...

Di setiap 3x suntik PLI, kami disarankan untuk menjalankan test evaluasi untuk melihat hasil dan perkembangan. Dan hari ini adalah hasil test evaluasi pertama kami keluar. Ini hasilnya:

Belum mencapai 1:64 sihh.. yah as expectedlah, karena tubuh juga butuh waktu untuk penyesuaian kan.. Tapi saya cukup bangga dengan hasil pantangan saya dan PLI kami selama 3x tersebut. Saya berhasil turun 4 tingkat ke 1:8rb. menurut dokter, biasanya orang turun 3 peringkat.

Menurut dokter, kalau 3x PLI lagi sudah bisa turun sampai 1:512, artinya kami sudah boleh mulai "usaha" kami lagi (if u know what I mean). hahah
Makanya, doakan usaha kami yah teman2 semuaa!!

Sekian cerita saya, nampaknya posting ini sangan kepanjangan yah..semoga memberikan sedikit tambahan info.. maafkan saya kalo ada salah2 kata (kok kayak pidato) hahaha

Sampai jumpa di evaluasi PLI kedua!!
Ciao!!

Thursday, March 9, 2017

Kenapa Dia?

Hallo Pembaca!!

Mumpung hari ini saya cuti, saya coba meluangkan waktu untuk menulis..

Kenapa sih saya suka menulis? karena menurut salah satu dosen pembimbing skripsi saya saat di Bandung, dengan menulis kita bisa belajar mencerna mind-mapping yang ada di otak kita. Kita tuangkan dalam tulisan yang nantinya bisa bermanfaat untuk orang lain :)

Tapi sayangnya, blog saya ini *tarik napas dan buang napas* apalah artinya blog saya ini untuk orang lain *sigh...
Walaupun tidak menambah sepersen-pun ilmu pengetahun, tapi tetap saja saya menulis apa yang saya rasakan dan apa yang menurut saya bisa bermanfaat untuk dibaca orang lain.. hehe semoga pembaca2 blog saya ini mendapatkan manfaat yah.. (at least) bisa untuk sedikit tersenyum dan tertawa saat saya sedang mencoba untuk melucu dalam tulisan saya :D

Hari ini saya mau bercerita tentang si "Dia".. Hey Hey Siapa Dia..? (lagu apa hayo ini?? anak 90an pasti tau! hehe)

Anyway.. tempo hari ada seorang bertanya kepada saya (sebenarnya pertanyaan dia ini sudah beberapa kali dilemparkan ke saya oleh beberapa orang)..
"Win, Kenapa Dia? Kenapa MT? Kapan lo tau He is The one? Apa alasan lo menikah sama dia?"
Wiii... berat banget nggak, pembaca, pertanyaan ini?? haha..

Berat loh buat saya.. pertanyaan super berbobot yang ditanyakan kepada seorang wanita impulsive yang tidak pernah berfikir jernih saat mengambil sebuah keputusan.. hahaha.. I was just lucky marrying him haha!

Terus terang ajah yah, saya nggak pernah loh - menjelang hari pernikahan - berfikir "Is he the one? What if I've made the wrong decision?" never!
Selain karena MT emank baik banget nget (Disclaimer dulu sebelum mengungkapkan fakta selanjutnya), saya juga orang yang (seperti yang saya bilang sebelumnya) impulsive. I never think. That's simple. haha!

Saya nggak pernah punya long list full of criteria pria seperti apa yang harus saya kencani (duh bahasa tahun 90-an), saya juga tidak punya long list of my dream wedding day.. Saya juga tidak pernah punya list panjang tentang kriteria apa saja yang saya mau dari seorang suami saya..

Cuma 1 hal yang dari dulu saya cari dari pribadi seorang pria: Seperti Papa saya. (HAHA!) ternyata lebih susah daripada punya list panjang yahhh...!! hahaha Yes, I'm a daddy's spoiled lil girl! Dan saya menemukan itu di dirinya si MT. That's it. Tapi kalo disuruh jabarin satu-satu, saya nggak tau kriteria apa ajah yang MT punya yang mirip papa saya.. karena kalo dipikir2 sebenernya MT nggak mirip2 banget sama papa saya.. haha disaat papa saya menyetir dengan sangat terburu2, MT menyetir dengan sangant hati2 dan taat peraturan.. di saat papa saya suka barang2 up to date, MT malah suka barang2 jadoel..

Jadi, balik lagi ke pertanyaan pertama: Kenapa Dia?
Overall, saya tidak tau, mungkin karena kami cocok selama 7 tahun pacaran.. Mungkin karena kami bisa menjaga komunikasi kami dengan baik (note: saya setiap malam selalu telepon sama MT dan mengobrol - literally mengobrol tentang semua kejadian di hari masing2).. Mungkin juga karena kami punya rasa toleransi yang cukup untuk antisipasi sifat jelek satu sama lain.. Mungkin karena saya ini impulsive dan nggak pernah berfikir rumit :D

Kemudian, pertanyaan yang sama, saya lempar ke MT.. Kenapa saya?
Dan jawaban yang sama keluar dari mulut MT. Diapun tidak tau jelas kenapa saya.. hehe (semoga sih dia benar2 tidak tau, bukannya pura2 tidak tau) hehe..
Justification yang dia kasih ke saya adalah: ketika seseorang mencintai pasangannya dengan alasan, suatu saat ketika alasan tersebut sudah tidak ada dalam diri pasangannya, cintanya-pun sudah tidak ada.. Ketika seorang mencintai pasangannya tanpa alasan, maka cintanya tidak pernah hilang karena dari awal tidak ada alasan..

Ciiieee... Akhirnya saya berhenti bertanya ke dia, karena sudah luluh digombalin pake romantisme tahun 90an (namanya juga MT: pikirannya seperti orang dewasa - tua maksudnya mungkin) hehehehe..

Buat teman2 yang sudah (terlanjur) menikah, coba donk di share juga ceritanya.. kenapa DIA? saya mau tau ada nggak sih orang seperti saya? haha
Buat teman2 yang belum menikah, coba dipikir lagi alasannya kenapa DIA? kalo alasan itu tidak ada dan kamu sudah merasa cocok, artinya kamu sudah bertemu dengan DIA yang tepat.. :D

Selamat berpetualang, Para Pencari Cinta! #HALAH #PRETT

Sunday, February 26, 2017

TTC Journey - Season 3: Eps 2: Mulai Berasa (aliran uangnya)

Jumpa lagi!! Sama Maysie di Ci Luk Ba! Muaahhh... (ada yg masih inget nggak sih sama Maysie?? Kalo kamu anak kelahiran 80an, pasti tau yah artes cilik yg heits banget ini.. kemana yah sekarang doi??)..

Walaupun posting inj ttg TTC, tapi saya mau cerita sebentar soal Ruang Publik Terpadu Ramah Anak a.k.a. RPTRA.. tapi ini bukan kampanye Ahok yahh..
Saya cuma mau bilang salut sama Pak Ahok.. dia bisa kasih solusi dari pangkal permasalahan narkoba.. Kalo jaman first year kita dapat pelajaran Management 101, pasti kalian tau kalo bersikap "proactive" itu better than "reactive".. Jadi, selain bersikap reaktif untuk menyelesaikan masalah narkoba yg sudah ada, pak ahok juga berfikir proaktif dengan memberikan solusi preventif.. salah satunya membuat RPTRA.. *applause* Mungkin kalian belum pernah lihat muka asli RPTRA.. untungnya ada di dekat tempat tinggal saya.. dan saya lihat banyak sekali kegiatan positive yg dijalankan disana.. salute Pak ahok!!

Okeehh.. melanjutkan episode masalah hormone kemarin.. akhirnya kami disarankan untuk terapi hormone di RS Budhi Jaya.. harganya tidak murah.. benar2 tidak murah.. cukup membuat saya dan MT mhlai mengetatkan kantung berfoya2 kami.. sekali terapi hormone : 8x suntik di pan*t hoho.. 1x suntik harganya hampir 1 juta.. bersama dengan obat, konsultasi dokter lalalala lililili totalnya 8 komaan lebih *dollar melayang2* huhuhu

Akhirnya MT menjalani suntuk hormone nya selama 4 minggu (1 minggu 2x suntik)..

Setelah selesai, kamipun disuruh test hormone lagi.. test hormone juga tidak murah.. sekitar 1-2 juta, saya lupa persisnya..

Untungnya setelah 1x menjalani terapi hormone, level2 hormone nya MT sudah baik.. karena kalau tidak, kami harus menjalani 1x lagi paket test hormone huhu..

Tapi perjuangan belum berhenti sampai disini.. setelah melakukan another sperm test (kasian yah suamikuhh went through all of the test), hasilnyapun sudah menunjukan 'normoserpatozoa' a.k.a normal!! Yeay MT!!

Dokter berpesan, coba dulu 1-2 bulan secara normal, kalau belum bisa ada pembuahan, kembali lagi.. karena dikhawatirkan adanya antibodi istri yang tinggi.. atau dengan kata lain si antibodi ini membunuh2 seluruh sperm yang masuk.. *garuk2 tanah*

Ternyata.. (seperti sudah terbaca dari suramnya pemilihan bahasa dr awal posting).. kami helum berhasil *sigh*

Kamipun menjalani another millions rupiah test untuk tau tentang anti sperm antibody atau yg sering disingkat ASA..

Daann.. to be continued yahh..

Di next posting saya akan cerita apa itu ASA, dan kenapa saya percaya dan menjalaninya.. hehe..dan biaya2 terkait (semoga masih ingat)

Terima kasih sudah mampir dan membaca!!

Sunday, January 15, 2017

Ask the right question

Saya rasa, saya harus kembali ke jalan yang benar.

Having said that, bukan berarti saat ini saya berada di jalan yang salah juga sih.. Tapi I've been caught up with life in the past 2.5 years.

Setiap kali bolong ke gereja atau nggak doa malam selalu di justify dengan kesibukan hidup, terlebih waktu saya tinggal di cibubur. Tapi nyatanya, setelah kembali ke jakarta barat-pun saya masih terlalu sibuk untuk ke gereja (yg sebenernya cuman 15 menit jalan kaki dr rumah) dan berdoa.

Tapi saya selalu meminta. Selalu menuntut. Dan selalu diberi. To the point that saya sampai malu meminta lagi.

(Pengantar yang cukup berat untuk sebuah tulisan yang ditulis oleh saya yah haha)

Anyway, kurang lebih 3 hari yang lalu mama saya mengirim rekaman renungan Rm. Gunawan MKK yang isinya tentang orang kusta yang minta disembuhkan oleh Yesus. Saya sih seperti kebanyakn orang Katolik, saya lupa itu ayat dr injil apa ayat berapa dan bab berapa hehe.. tapi intinya si orang kuata bertanya kepada Yesus "Tuhan, jika Engkau berkenan, maka tahirkan lah aku"

Nah isi renungan sang romo, menekankan pada kerendhan hati si orang kusta.. karena dia tidak meminta, dia hanya bertanya apakah Tuhan berkenan.. Lalu Tuhan tergerak hatinya oleh kerendahan hati si orang kusta tersebut.. kurang lebih intinya gitu..

Ini si mama juga bisaan ajah kirim ayat di saat yang tepat banget..

Kenapa tepat? Karena saya selalu meminta. Meminta untuk dikaruniai seorang keturunan (iyah balik lagi yah ke topik TTC).. To the point that saya udah gak pernah doa lagi karena merasa permintaan kaki ini belum juga dikabulkan.. dengan kata lain saya terlalu angkuh untuk berdoa..(dosa bangeet!)

Si MT selalu bikang, kalo kita doa, gak boleh minta keturunan, karena bukan kita yg berencana.. tapi kita harus minta dipersiapkan jadi orang tua.. (buat teman2 yang lupa, MT ini THS selama sekian tahun, putra altar sampai dengan usia sudah tidak diijinkan bertugah haha, selalu menjadi seksi rohani kelas, u named it lah).. tapi seperti kebanyakan orang yah, kalo dinasihatin orang terdekat, biasanya kan nggak pernah nempel nasihatnya.. jd harus dibilangin orang lain yah haha

Long story short, saya mulai menerapkan berdoa dengan rendah hati sesuai anjuran rm Gun..

Nah, nampaknya Tuhan mau menunjukkan sesuatu..

Beberapa hari belakangan ini saya selalu mendengar2 cerita2 sedih (kebanyakan sih dr instagram)..

Pertama, saat saya buka explore, I happened stalking into this one account yang isinya orang tua dengan baby yang meninggal setelah 6 hari dilahirkan.. disitu orang tua nya menulis doa untuj anaknya yang sudah dia nanti 38 weeks tapi tidak bisa dia peluk saat masih bernapas.. (sedihh yahh)

Kedua, again, dari instagram, di explore saya ada orang tua dengan baby yang terlahir sumbing dan harus menjalankan operasi bbrp kali.. disitu saya liat pisting2 ibunya begitu bangga dengan anaknya walauoun memiliki kekurangan fisik..

Ketiga, lagi2 instagram.. mungkin yang ini kalian tau, karena saya ligat bbrp teman juga posting tentang balita ini.. namanya Fang2, yang terkena neoroblastoma..

Keempat, ini kejadian sore tadi.. cucu pembantu saya sendiri, menungggal di usia 26 hari karena kelainan selaput otak (masih dugaan)..

Satu benang merah yang bisa saya tarik dari semua cerita diatas adalah.. mereka semua hadir di dalam orang tua yang dikuatkan oleh Tuhan..

Anyway, seorang teman pernah bilang ke saya, kalau punya anjing adalah sebuah expensive toy.. relate to this, kalo anjing ajah expensive, apalagi kalau punya anak?? Sudah siapkah saya??

Sekarang saya baru sadar, mungkin Tuhan membuka mata saya bahwa inilah yang seharusnya saya minta dari Tuhan.. kesiapan diri, kesiapan iman, kesiapan finansial, kesiapan menjadi orang tua.. Bukan meminta keturunan langsung tanpa persiapan.. karena pasti Tuhan nggak mau anugrahnya saya urus 'seadanya'..

Bottomline, saya percaya kekuatan soa dengan rendah hati.. saya juga percaya bahwa saya dan MT sedang dipersiapkan oleh Tuhan.. apapun caranya akan kami jalani dalam Tuhan.. melalui apapun, kesabaran dan kesiapan kami sedang diasa.. saya pun sudah bisa mulai berpasrah dan semiga levih pasrah lagi dengan jalan Tuhan setelah selesai menulis blog ini.. Amin!

Sunday, January 8, 2017

TTC Journey - Season 3: Eps 1: The Empire Strikes Back

Haii!!

Happy new yeaaarrr!! Semoga di tahun yang baru ini, ibu2 yang lagi TTC, bisa segera punya momongan, termasuk saya! Amin yang kenceeeng!

Karena wish nya sudah nyerempet ke arah obrolan TTC, sebelum lupa banget, saya mulai cerita season ketiga deh (buat yang udah bosen baca soal TTC saya, nggak apa2 loh kalo ditinggal pergi, tapi nanti saya Dor! hehehe..baca baca!)

Setelah season dua berakhir dengan gantung (udah kayak serian barat kann) Akhirnya kami memutuskan untuk lanjut ke sisi lain (sisi suami - The Empires - red *maksa*)

Season 3 ini syutingnya sudah dimulai dari lebaran 2016. Saat memutuskan untuk menyudahi pengobatan di dr. Aria yang baik hati, kamipun teringat omongan romo yang mengatakan masalah hormon di si MT.. Kamipun berinisiatif untuk memeriksakannya ke dokter ahli masalah kesehatan pria.. Setelah tanya ke 1-2 sumber dan browsing beberapa blog dan forum, akhirnya menjelang lebaran, kami menyempatkan mengunjungi dr. Hendrawan di RS Siloam Kb Jeruk.

Dokterpun menganjurkan MT untuk melakukan test hormon (di salah satu lab terkenal di daerah kedoya) dan USG testicle di daerah Tanjung Duren (dengan seorang dokter ahli USG di daerah situ). Lab test hormon: about IDR 1 mill, and USG about 500k.. *uang ku terbaangg!*

Long story short, si MT didiagnosis oleh dokter memiliki vericocele grade 1 dan ringan (ki-ka, atau ka-ki gitu, saya lupa) Buat yang belum tau ini hewan apa..boleh loh di google dulu, atau bisa klik link ini untuk penjelasan singkatnya.. Dan dari diagnosis tersebut, dokter menyarankan untuk operasi vericocele..

Berbekal mbah google dan forum female daily, banyak yang bilang bahwa: 1) kalau vericocele tingkat 1 dan bahkan ringan, tidak butuh operasi.. 2) hasil operasi masih 50-50 bisa membaik, bisa memburuk.. Nah, takutlah kami atas semua kemungkinan yang terjadi..

Akhirnya kamipun mencari opini kedua atau bahasa gaulnya seken opinien.. browsing punya browsing, sampailah keputusan pada dokter androlog kedua.. Dr. Indra G. Mansur, yang praktek di RS Budhi Jaya (daerah Tebet).. Beliau praktek di hari kerja, after office hour.. nah, sayangnya, dari kantor saya ke budhi jaya, harus melewati yang namanya Kota Kasablanka (mol paling bikin sesak di jalan Kasablanka.. hiks.. Perjuangan banget mencapai RS ini.. Begitu sampai sana, kami dapat nomot urut 11 (oh no!). Berita baiknya dari nomor urut ini adalah: wahhh ternyata dokternya ramaii yahh..artinya banyak yang berhasil dengan dokter ini.. AMIN! Berita buruknya, setelah menunggu lama, ketemu dokter, lalala lilili, kami masih harus melanjutkan perjalanan pulang ke pinggiran kota Jakarta Timur, a.k.a ci-bu-bur!. Die die die.. *singaporean accents*

Long story short, setelah menunjukkan hasil test hormon dari lab, dan hasil USG, si dr. Indra malah melihat keanehan di hasil test hormon dan sebaliknya beliau berfikir malah vericocele grade 1 belum harus operasi.. YEAY!! Ok, lets star with Hormon test.. jadi seperti kebanyakan hasil test darah, pasti ada 3 kolom: 1) nama test, 2) hasil test dan 3) rujukan range yang seharusnya dianggap normal.. Nah, hasil test hormon di salah satu lab terkenal tersebut menunjukkan hasil test MT semua dalam range normal.. tapii... dr. Indra mengatakan itu range normal wanita! oh no! so misled! (dan setelah google2, bener ajah loh, rujukan hasil wanita dan pria harusnya berbeda)..

Intinya si dokter bilang si MT ada masalah dengan hormon (oh no! Romo Oetomo was right! - inget season 2 last eps hehe). Bukan masalah berat, tapi masalah ringan. Si dokter dengan jenaka mengungkapkan istilahnya seperti anak SD, disuruh lulus dengan hasil 9, malah lulus dengan hasil 6.. kurang lebih begitu.. Btw, dr. Indra ini sangant jenaka loh! dan talkative (in a good way yahh) dan tidak komersial... dia tidak menyarankan kami untuk melakukan test ulang di RS tersebut, tapi menggunakan semua hasil test yang sebelumnya sudah kami lakukan..

I have a good faith with this doctor!

Bersambung yahh...karena saya lelah mengetiknya, dan kecenderungan orang akan malas kalo baca sesuatu yang terlalu panjang (eh apa itu saya doank yah?? hehehe)

Buat pasutri diluar sana yang masih TTC, smangaatt!! walaupun saya juga belum berhasil, tapi saya tau, jalan Nya sudah kelihatan kok! Amin..

Ciao!