Saturday, July 7, 2018

Freezing Japan 2018 - Day 4: Tokyo dan sekitarnya!

Setelah 3 bulan saya (terpaksa) vacuum nulis blog karena baru pindah tempat kerja (lagi hehe #curcol), akhirnya hari ini saya lanjutkan menyelesaikan perjalanan ke Jepang.. semoga saya masih ingat yah ceritanyaaa.. huh hah..

Day 4:
Dalam itinerary kami, hari ke 4 ini adalah harinya Doraemon! Buat kami-kami kelahiran tahun 80an (dan mungkin 90 awal), Doraemon adalah teman imajinasi kami bersama. So, visiting Museum Doraemon, is a must!

Well, sebenernya namanya adalah Fujiko Museum, karena museum ini sebenarnya menceritakan kisah hidup Fujiko F. Fujio dari mulai dia memulai karirnya sampai terciptalah Doraemon. Dan komik-komik yang terpasang itu nggak cuma Doraemon, tapi ada juga Kinetetsu (ini kayanya untuk anak2 angkatan lebih tua dari saya..mungkin 70an..?)

Anyway, Museum ini ada di kawasan Kawasaki (sekitar 45 menit menggunakan subway, dari Shibuya). Ekspektasi saya, masuk museum ini akan ramai, antri, dan daerah Kawasaki juga saya harapkan ramai dan banyak tempat makan. Ternyata............... zuper zepii...

Ada beberapa cara menuju Museum ini. Pertama, melalui Shinjuku mengambil tujuan Noborito Station. Kan, namanya ajah udah berbau2 Nobita (apasih). Kalau dari sini, kita bisa ambil Bus Doraemon, langsung di turunkan didepan Musem. Karena baru taunya pas sudah di depan Museum, maka kami tidak mengambil jalur ini. haha (miris). Kami mengambil jalan melalui Mukogaokayuen Station dan berjalan kaki dari sana sekitar 15 menit. sigh!

(ini dia bentuk tiket yang kami beli di Loopi)

Mendekati jam 10, muncullah mbak-mbak penjaga gerbang dengan berseragamkan seragam di komik2 jepang (apasih, susah dijelaskan). Tiket yang kita beli di Loopi di hari kedua, ditukar dengan tiket masuk oleh si Mba.. Saya menjadi pengunjung no 1 di barisan terdepan, disusul dengan beberapa turis China yang baru turun dari Bus.

Museum nya cukup terjaga, peraturannya, kami tidak boleh ribut, dan di tempat-tempat dimana terdapat komik2 Mr. Fujiko, kami tidak boleh memotrt, karena apparently blitz itu bisa merusak dan mempercepat keusangan kertas. Iyah, karena yang dipasang disana adalah kertas asli coret-coretannya Mr. Fujiko.

Sebelum masuk, kita dikasih semacam gadget dimana gadget itu dibuat untuk mengetik nomor gampar/diorama yang terpasang, kemudian penjelasannya akan muncul secara audio. Keren yah (saya katrok). Setelah melewati area Diorama, ada juga area permainan, area foto, taman, dan kafe.


Biar sedikit berwarna, sawa kasih beberapa gambar dari museum doraemon, tempat impian semua anak kelahiran 80an hehehe...








Habis dari Kawasaki yang zuper zeru, kami beranjak ke Ueno dan sekitarnya. Harusnya jadwal hari ini ke Harajuku, tapi karena ternyata keretanya lebih enak kalo mampir ke Ueno langsung, jadi jadwalnya kami bolak balik. Rencana di Ueno itu kita ke Sensoji Temple dan ke Tokyo Solamaci.

Sampai di Sensoji, NAJUBILE, rame BANGET. Beda banget sama Kawasaki. haha.
(tuh kan ramai banget, dan asep sembayang dimana2)

Di Sensoji, kami nggak lama2, cuma baca beberapa sejarah, ikut2an ramalan kocok (kok terdengar seperti parem kocok haha!) bayar 100 yen, bacaannya Moderate Luck. haha. Karena nggak percaya yang gini2an, saya tinggal ajah kertasnya diikat disana. Sebenarnya katanya kalo Bad Luck, baru deh diikat disana, biar bad luck nya nggak terbawa pulang haha.

(itu punya saya yang pojok kanan bawah hehe)

Nah, setelah menyusuri Sensoji Temple, sampailah ke tempat yang paling dinanti2 oleh MT. Tempat jualan Melon Pan! Kagetsudo Melon Pan! yang letaknya persis di belakang Sensoji Temple. Sedikit antri tidak masalah..
(beli 3 hanya Y1000, beli satu Y350 kalo gan salah.. dan dia beli 3: 2 dimakan langsung, 1 disimpan. dan MT sudah sangat senang) haha!

(penampakan yang diisi ice cream matcha, harganya Y500)

Dari situ, kita jalan lagi beberapa ratus meter menuju Suzukien Asakusa. Disini menjual berbagai macam Matcha, termasuk matcha Ice cream. Sayang karena sudah terlalu kenyang sama si Kagetsudo, jadi saya nggak beli ice cream lagi. Padahal, ice cream nya dijejer berurutan (kurang lebih 10 nampan) dengan warna dari hijau paling tua sampai hijau muda (tergantung kadungan matcha nya). Then, mereka juga menjual banyak jenis teh hijau dan matcha. Ask for Help, si Mba nya sangat ramah menerangkan dengan bahasa inggris yang setengah bahasa tubuh.

Next Stop: Tokyo Solamaci.
Kalau nggak salah inget, kita jalan ke Tokyo Solamaci dari Suzukien, karena masih dalam keadaan kenyang. Jalan kaki paling makan waktu 20 menit, sambil liat-liat gedung2 dan menyebrang jembatan riverside. Sampai di Solamaci, sempet contemplating mau naik atau nggak. Karena takut rugi. Harga naik saat itu (karena sepi dan bukan peak hour) Y2,200/person. Karena dipanas2in sama MT, akhirnya naik. Dan merasa rugi. Karena belum gelap, jadi pemandangannya biasa ajah.


(tuh kan biasa ajah kan..mungkin kalau malam lebih bagus)

(bentuk dari luar jauh lebih bagus, ekspektasi sayapun masih tinggi)

Menjelang gelap, kami hanya berjalan2 di Ueno Night Market, nyemil2 moci strawberry yang lagi heitz! banget dalam instagram. haha. Dan akhirnya menyudahi hari ini dan balik lagi ke Air BnB.

Setelah 4 hari di Jepang, rasa lelah mulai menghantui. Setiap hari kita berjalan di atas 30ribu langkah (menurut Samsung). Dan juga, kaki sudah mulai sakit bak nenek-nenek. Tapi besoknya, masih lanjut!