Sunday, October 6, 2019

TTC Journey - Season 5: Prelude

Sesuai janji Jonii.. Saya akan cerita detail yahh

Kali ini prelude itu sebelum process IVF berjalan - yaitu suka duka manusia kepo. 

Seperti yang saya bilang kemarin, karena rasa keingintahuan saya begitu tergelitik mengenai "unexplained infertility" (sok banget). Karena kayanya aneh ajah ada sesuatu yang tak terjawab.. biasanya semua ada jawabannya. Film Drakor pun tamat dengan penyelesaian hahah (apasih). 

Anyway, suatu hari secara nggak sengaja saya melihat positng foodblogger yang melakukan IVF dan berbagi mengenai kekentalan darah. Kekentalah darah adalah salah satu hal yang belum pernah saya cek selama 5 tahun berkutat dengan reproduksi. Saya juga nggak kepikiran ada hal lain yang bisa menghambat reproduksi. Dan dokter yang saya kunjungi semuanya adalah OB bukan Hematolog juga. Ternyata setelah mulai research dan tanya2, kekentalan darah itu lumayan common sebagai penyebab infertility. 

Akhirnya saya memberanikan diri untuk mulai test kekentalan (dan apapun yang berhubungan dengan darah) di bulan Mar19. sejauh hasil research saya, ada 3 dokter hematolog terkenal di Jakarta: Prof Aru, dok Nandang, dan Prof Karmel. Dari ketiga ini, prof karmel yang punya jejak di keluarga MT. So, saya mau coba ke Prof Karmel. Ternyata, sialnya saya, Prof karmel terserang Stroke ringan pada saat itu, dan beliau cuti proktek hingga hampir 2 bulan. Karena saya memang berencana IVF di bulan May, maka nggak ada cukup waktu buat saya. Setelah tanya2 ke RS Cikini (tempat prof karmel praktek), mereka merekomendasikan dokter Rebekka, yang dahulu adalah asst.prof karmel. 

Akhirnya saya ke dok Rebekka, dengan alasan vertigo dan kurang darah (supaya di cover assuransi). Dok Rebekka menyarankan untuk test lab hematologi lengkap-kap-kap. lengkap banget sampe menghabiskan porsi asuransi saya. kalau nggak salah pada saat itu total nya sudah mencapai 6 juta. (Iyah asuransi dari kantor saya memang sepitik...sedih..)

Dari test lengkap tersebut, ada beberapa diagnosa baru yang terngkap (halah udah ky NCIS!): 
1. Protein S deficiency (score: 45% seharusnya 59.8% - ini tiap org berbeda2 yah)
2. Anti Phuspholipid Syndrome (APS - bahasa kerennya kekentalan darah) (score ACA IgM: Indeterminate)
3. Fe (Feritin) deficiency (Score: 42). 

Akhirnya dok rebekka menyarankan untuk infus feritin dulu 2 hari, sehingga score meningkat. Disini saya lakukan dan saya menyesal dan sangat menyayangkan. Score Fe saya itu 42, memang rendah. Tapi range dari lab itu 13-150. Artinya saya masih di batas normal. Karena keterburu-buruan saya, saya tidak ambil pusing dan langsung infus. Setelah infus Fe saya melonjak jadi 400 - malah melebihi batas. Setelah ini, kembali rasa keingintahuan saya tergelitik. Atas saran seorang teman, saya mencoba cari 2nd opt ke Hematolog lain. Akhirnya saya pergi ke dr. Noorwaty di RSPI puri indah. Beliau malah terkejut kenapa sampe harus infus Fe. Karena banyak juga orang yg sudah hamil dengan Fe rendah, hanya diresepin: makan daging. bukan infus Fe. Saya benar2 kecewa dengan diagnosa dokter saat itu. Karena infus Fe sendiri sudah menghabiskan uang yang cukup dalam, walaupun saya pakai asuransi, tetap saja hal yang tidak perlu malah memperparah kondisi. 

Atas rujukan dr. Noorwaty, saya kembali berobat hematolog di MMC, dengan dr. Lugyanti Sukrisna. Dok nya masih cukup muda (mungkin mid 40) dan sangat amat ramah dan informatif. Doc Lugy nggak pernah meresepkan apapun, beliau hanya bilang makan sehat, olahraga teratur. Dari sini saya berkesimpulan bahwa dok ini tidak komersial. Saya sangat merekomndasikan dok Lugy. 

Long story short, dengan melihat semua hasil-hasil test darah saya, doc Lugy sudah yakin benar bahwa pada saatnya nanti saya harus suntik Lovenox (pengencer darah) saat mulai IVF. Ok doc! noted. Doc Lugy hanya menyarankan test berkelanjutan untuk mengetahui apakah benar saya ada APS (salah satu autoimun) dan apakah ada autoimun bawaan lainnya. Thanks God dari hasil yang ada ternyata saya tidak sampai APS dan tidak ada autoimun bawaan. Oh akhirnya untuk Fe dr. Lugy pun menyarankan untuk test ulang. Thanks God, hasilnya sudah turun jauh (karena saya banyak minum untuk membantu penurunan Fe). 

Selanjutnya Doc Lugy menyarankan utnuk kembali ke beliau pada saat setelah ET  (embryo Transfer). sekitar 2 bulan setelah ET, saya kembali konsultasi ke doc Lugy. hasil terakhir test darah saya, ACA sudah turun jauh ke angka normal. Protein S pun sudah normal. Akhirnya saya menjadi orang yang hanya "memiliki bakat" kekentalan darah. yeayy! 

Semua proses hematolog ini juga saya sharing ke Apol. Apol memang akhirnya menyarankan suntik Lovenox setelah diketahui d-dimer saya tinggi setelah ET. Fyi, lovenox ini 1x suntik harganya kisaran 217 - 260 rb (tergantung beli di RS mana; di RSIA Bunda: 260an; di RSIA Family: 217; di RS MMC: 219). Suntik selama kehamilan 1x/hari.. kebayang kan saya harus merogoh kocek berapa lagi sampai 9 bulan. hehe. makanya saya menjadi lebih pelit akhir2 ini. Sebenarnya beli di distributor langsung bisa dan harganya bisa 180rb. Tapi MT agak takut kalau2 barangnya tidak asli. Yah sudah, saya manut ae.. semua demi kebaikan si dodot. 

Cerita sedikit soal suntik Lovenox.. Jadi, suntik Lovenox ini memang disarankan oleh Apol. Tapi sebagai OB dan di RS infertility, mereka tidak begitu mengerti how to inject this thing to your body. Alhasil awal2 kehamilan, perut saya biru semua. biru benar2 biru ky org habis kepentok. ini karena suntiknya mengenai pembuluh darah dan bocor. Saat konsul kembali ke Doc Lugy, beliau terkejut! katanya kebiru2an ini malah bisa meningkatkan d-dimer saya. sayapun terkejut! Akhirnya saya diajarkan cara suntik yang benar oleh sus nya. Suntiknya harus 3 hari dari pusar (ke arah kiri dan kanan). dan HARUS dicubit.. jadi semakin besar, harus cari lokasi yang bisa dicubit. Sekarang biru-biru saya jadi jauh lebih sedikit. oyah BTW, yang suntik MT loh! hehehe. 

Nah, setelah tm (trimester)1 selesai, saya sangat berharap untuk menghentikan suntikan lovenox. namun nampaknya tidak ada dokter yang berani ambil resiko. Bertanya ke Doc Lugy, beliau menyerahkan ke Apol. Bertanya ke Apol, beliau masih gamang. Tapi akhirnya saya dan MT pasrah, walaupun suntiknya sakit, dan harganya mahal. Ini semua demi kebaikan si Dodot. Jadi kalaupun memang harus suntik sampai full term saya terima. Doc mungkin nggak mau ambil resiko karena ini IVF (harganya sendiri sudah kepalang mahal) dan kami sudah TTC selama 5 tahun.. pasti harapannya sudah besar. 

Anyway, sampai tulisan ini diturunkan (halah! udah macam liputan 6 petang) saya masih rajin suntik Lovenox 0.4mg setiap hari. yg suntuk MT. karena kalau panggil sus kerumah, ada biaya tambahan lagi dan kami menghindari itu. MT sudah sangat canggih dalam hal suntik menyuntik karena sekarang makin jarang biru2. Kenapa nggak suntik sendiri? karena saya takut sakit. haha! sakitnya itu bukan saat jarumnya masuk, tapi saat obatnya masuk. Rasanya seperti disayat! bener deh gak bohong. hahaha!

Oyah, update untuk usaha menghentikan suntikan lovenox. Jadi kemarin kami baru melakukan 4d. Dan ternyata juga di cek aliran darah ibu menuju rahim. Ternyata menurut doc 4d. aliran darahnya sedikit tersendat (syok!) atau bahasa kedokterannya, terdapat notching.. tapi untungnya si Dodot sudah dapat asupan maksimal karena berat dan ukuran sesuai usia (bahkan lebih 1 minggu hehe). Kamipun semakin yakin dan mantap untuk tetap melakukan suntik sampai 9 bulan. Ok doc!

Yah demikian suka duka kami yang melakukan TTC dengan berkecendurangan kental darah. Semuanya kami jalani dengan nikmat. karena semua berkat dari Tuhan sudah lebih dari kata cukup. 

Buat teman-teman yang baca dan kebetulan punya case serupa! semangat! mari kita saling menyemangati :D

ciao bravo!

Saturday, October 5, 2019

TTC Journey - Season 5: The last weapon

Haiii

Setelah lama buanget nggak nulis blog..
Apakah ada yg menanti tulisan saya? tentu tidak. (sedih amat)

Dinanti ataupun tidak, saya akan tetap menulis. :D

Di postingan sebelum-sebelumnya (lupa yang mana), nampaknya saya pernah bilang my weapons in TTC journey is IUI and IVF. Well, I did not get lucky with the IUI, then I came out with the very last and the big one: IVF.

Sebenarnya setelah IUI yang gagal, dokter menyarankan untuk mencoba lagi. Tapi, kalo dibayangkan secara logika, IUI itu memang kemungkinannya kecil. Bukan seperti IVF yang sudah pasti dilakukan pembuahan diluar kandungan. Sebenarnya kalo menurut common practice nya para dokter-dokter, coba IUI 3x, kalo masih gagal, baru beranjak ke IVF. Tapi mnurut saya.. 1x IUI = 15 juta.. 3x IUI: 45 juta.. udah setengah jalannya IVF. Itu pertama. Kedua, 1x 2ww dalam 1 sikulus IUI udah makan hati.. apalagi harus dikali 3.. yah kalo IUI kedua bisa berhasil.. since kemungkinannya kecil, kan jadinya juga gimana yahh... mau percaya dan yakin akan berhasil, tapi kok logika berkata lain..

Yah intinya, percobaan TTC (bagaimanapun juga) itu makan hati. apalagi setiap liat hasil TP yang BFN.. siapa setuju??

Singkat cerita, setelah bonusan (nunggu bonus donk, krn kami keluarga berencana haha!), kami memutuskan untuk mulai siklus IVF. Alasan utama IVF: sebenernya dari sisi saya (saya nggak tau dari sisi MT yah.. mungkin harus ditanya sendiri). Saya sudah agak lelah 5 tahun sudah trial and always error. Saya sudah cukup lelah mencari "why?" semuanya tidak terjelaskan (aka unexplained infertility). Atau bisa dibilang juga, I cut my journey short. lagian saya sudah 32, MT juga sudah 32.. kayaknya sudah deh, sudah cukup mapan untuk (jika dijinkan Tuhan) punya keturunan.

Di posting kali ini, saya cerita broad picture nya dulu yah.. nanti detail biaya dan process IVF menyusul di posting2 selanjutnya.

Saya akhirnya melakukan IVF dengan dokter Arie (kalo teman2 baca posting saya dari jaman baheula, pasti udah pernah dengar nama dr. Arie Polim (mari kita singkat menjadi Apol - mohon maap dok, karena saya malas ketik..). Kenapa balik ke Apol? mungkin istilah org pacaran: CLBK sama Apol :) Jadi sebelum saya memutuskan IVF, saya punya seorang teman dekat yang juga IVF dengan Apol dan berhasil. Kemudian, seorang teman kantor juga berkata kalau saudaranya IVF dengan Apol dan berhasil, Dan ada beberapa rentetan cerita IVF dengan Apol dan berhasil. Akhirnya, dengan mata berbinar-binar bak melihat secercah cahaya matahari pagi (lebay banget sumpah), saya melihat adanya harapan di tangan dingin sang dokter. Apol, ku jatuh hati lagi padamu (hehehe!).

Concurrently, (saya lupa saya pernah cerita nggak yah) karena saya orangnya cukup penasaran dengan "unexplained infertility" (padahal udah unxplained, harusnya yah udah).. tapi kan nggak mungkin nggak ada alasan untuk apapun di dunia ini. haha! Akhirnya saya kepo ke dokter hematolog juga. Dari sini, saya di diagnosis "kecenderungan hyper agregasi, ACA positive" Ini apa? (nanti yah posting terpisah - sorry kalo nggak soalnya jd panjang buanget). Dengan berbekal kekepoan dan hasil2 test darah ini, intinya hematolog menyarankan agar (jika) saya mau program, saya harus suntik Lovenox yang aduhayy (baik harga, dan perasaan).

Long story short. tanggal 2May19 saya balik ke Apol di hari kedua AF (Aunt Flo - Haid) tiba. Apol udah nggak inget kalo saya pernah ke dia 3 tahun yang lalu. Ya eayaalaaahhh menurut ngana?! Pasien doi kan segambreng yak.. haha.. lalu, eh lagi ada promo paket Morula! langsunglah saya bersegera ikut mendaftar. All in all, dari biaya normal yang seharusnya bertotal 90-an juta. Saya bisa menghemat sekita 20 juta untuk siklus kali ini (Morula kucinta kamu!).

Selama program berlangsung, sungguh-sungguh diberkati Tuhan. Mengapa? karena semuanya dilancarkan. Total telur yang terambil: 24 (iyah banyak, karena memang saya punya kecenderungan PCO). Dari 24 hanya terbuahi 17 dan jadi embryo dengan kualitas good 8. Transfer Embryo hanya 1. Kenapa? karena kalau 2 dan 22nya jadi, saya terlalu takut untuk hamil kembar. Anyway, saran dari Morula juga hanya 1 embryo transfer karena makanan dan lain2 akan terfokus untuk 1 baby.

2ww dijalankan dengan ridho (bukan dengan ridho roma yah gaes). Kalo kata mama saya, direlakan saja, kalau memang sudah kehendak Tuhan, semuanya juga akan terjadi. Oyah, karena saya punya 24 telur, maka saya sangat rentan terkena OHSS (silahkan di google dulu, mohon maap malas jelasin nyehehe). OHSS sangat menyeksa. Tidur salah, bangun salah, jalan tegak sakit. OHSS berlangsung selama 4 minggu (kurleb). selama OHSS obatnya katanya high protein. thanks to mama yang selalu buatin sari ikan gabus dan selalu kirim kerumah, akhirnya OHSS bisa lewat sigh.

Setelah embryo transfer, saya mengingatkan Apol kalo saya punya kecenderungan hyperagregasi dan ACA positif (ingat: pasien Apol banyak banget, gak mungkin dia ingat case by case pasien satu satu, maka jadi pasien juga harus inisiatif mecari, dan mengingatkan dokter). Akhirnya setelah ET dokter menyuruh test Ddimer (salah satu test kekentalan darah). Bener ajah donk. Ddimer normal itu kurang dari 400 nano per mg.. ddimer saya 2.400 nano per mg..

2ww lewat dengan hasil yang menyenangkan. BFP big fat positive. ketauannya dari hasil test bHCG - aka test darah. Tapi sebagai wanita centil saya tetep beli test pack, karena kalo hamil itu nggak afdol rasanya nggak pake test pack haha! Dont blame me, saya sudah jengah melihat test pack 1 garis selama 5 tahun, boleh donk saya mau liahat test pack 2 garis.. :D

sampai tulisan ini diturunkan, si fetus (si dodot, begitu kami menyebutnya  hehe!) masih berumur 23w dalam kandungan, dengan kelebihan berat badan: 62 gr hehehe.. mamak banyak makan, anak sehat. Masih perlu banyak berdoa, masih panjang perjalanan (bantu doa yah teman2).

Anyway, sekian sharing IVF saya - secara garis besar dulu yahh karena ngantuk dan sudah harus jam suntik lovenox :( Janji deh bakal cerita lengkap selengkap2nya dengan total biaya, biar ibu2 yang lagi mau TTC juga dapat pencerahan.

Doa saya buat semua TTC survivor, semoga kalian bisa iklhas menjalani semua process nya yahh. apapun hasilnya, adalah anugrah Tuhan yang maha besar.

Buat teman-teman yang punya teman sedang TTC, mohon dukung teman-temannya, karena support system is the best key buat survive. Jangan malah dikecilkan hatinya. :)

Sharing for caring, semoga sharing saya bisa menambah semangat teman2 yang baca dan lagi TTC!
Best wishes for us all! :)