Okeh, kenapa saya sudah lama nggak nulis blog?? Karena saya binguung apa ajah yg mau diceritakan dulu.. Banyak banget yang ada di pikiran, tapi blm ketemu mood yang pas untuk nulis #halah hehe
Ngomong2 soal kehidupan baru dimulai, benar adanya lho! Coba tanya deh sama pasangan2 muda yang baru menikah dan dengan catatan sudah mulai hidup sendiri dan terpisah dari orang tua/ mertua. Mulai deh semua hal dilakukan sendiri, baru berasa susahnya hidup. #curcol Mulai dari hal sepele seperti: bayar listrik, bayar TV berlangganan.. Sampai hal2 berat seperti: gosok baju sendiri, sapu, ngepel, dan ngajarin pembantu. Jalau dulu, di rumah ortu sih semuanya saya tahu beres deh.. Tinggal pulang makan tidur. Beres!
Tapi bukan berarti hidup berumah tangga itu sukit kok! (Kata orang yang belum setahun berumah tangga haha!! Dan keabsahannya tidak dapat dipercaya) Sampai sejauh ini sih dinikmati ajah sih. Seperti bangun jam 4an untuk masak dan menyiapkan bekal kekantor, menghabiskan weekend dengan bebersih rumah. Nggak gampang sih awalnya. Tanya ajah si MT, udah berapa kali saya nangis tanpa sebab cuman krn kesal kecapean dan udah berapa kali saya ngerengek minta jalan2 instead of bebersih di rumah. Hehe. Untungnya saya punya suami yang bijaksana, sebijaksana wajahnya, walaupun usia sebenarnya masih muda haha!! (Kalau nggak ngerti apa yang saya bicarakan, Please refer to below foto)
Kalo ajah si MT itu trempamental, pasti kita nggak akan survive deh. Untungnya MT (again) sebijaksana usia mukanya hihi (Maapkan sayaahh!! *kabur*)
Anyhow, balik lagi ke topik. Hehe
Salah satu kelebihan post married adalah, hidup bebas dengan keputusan dan tanggung jawab sendiri. Tapi selain itu tetap harus mempertimbangkan apa kata suami donk. Biar bagaimanapun kan suami kita adalah partner sehidup semati kita #tsahh kalo keputusan yang kita ambil mematikan, maka hal itu mematikan kita berdua. So, pendapat suami itu penting. Begitu juga sebaliknya, denger nggak MT? Haha!! #kode)
Satu lagi yang saya suka dengan hidup dirumah sendiri: masak! Dari sejak hidup merantau di oz, saya sudah merasa kalau saya punya hobby memasak. Kalau pulang kuliah lagi penat banget, hal yang saya lalukan adalah ke grocery store beli bahan2 untuk masak dan mencoba resep. Kebiasaan itu saya teruskan sampai saat saya di Jakarta. Tapi ada hambatannya, yaitu: dapur di rumah mama sibuk most of the time. So saya bisa pakai dapur terbatas. Beda sama rumah sendiri. Bisa pakai dapur sesuka hati. Dan untuknya lagi bersuamikan MT adalah: MT nggak pernah (sama sekali nggak pernah lho) bilang masakan saya nggak enak haha entah laper, rakus, atau memang enak, dia selalu menghabiskan bersih semua bekal yang saya bungkusin haha. Simple thing yang membuat saya senang haha.
Banana bread! Salah satu contoh percobaan masakan hehe
Intinya, married is a process. Proses jadi lebih dewasa.
Beberpa bulan terakhir saya sering cerita2 sama salah satu senior saya dulu di kantor lama (dan sekarang sekantor lagi.. Hey kamu kalau sadar, jgn GR yah haha!) dulu, waktu masih dikantor lama, saya menganggap dia itu bukan teman main kita2 karena doi 1) lebih tua bbrp tahun; 2) sudah married, jadi nggak nyambung. Tapi akhir2 ini jadi nyambung karena, simple, I'm entering her world haha. "One more step Jadi lebih dewasa" (bahasa sederhananya: jadi ibu2/ ajuma haha!)
Yah itulah sekilas kehidupan saya after marriage. semoga posting berikutnya tidak berjarak terlalu jauh dengan posting ini yaa.. Haha!
Ciao!
No comments:
Post a Comment