Thursday, September 11, 2014

Ten days before D day

Hallo Hai!! *dadah dadah dengan semangat ke pemirsa!*

Kalian pasti kangen yah sama blog saya (kaya banyak ajah peminatnya). Maapkan saya yahh.. karena saya super sok sibuk 2 bulanan terakhir inii :( Apalagi kalo bukan karena urusan merit! :)

Iyah saya sudah menikah lhoo! walaupun di KTP saya statusnya masih single (info nggak penting) hehe. Jadi persiapan jungkir balik selama setahun, baik mental, financial, maupun fisik, akhirnya wedding MT dan saya bisa terlaksana dengan cukup sukses di tanggal 30 August kemarin. AMIN! Kami berdua nggak henti2nya mengucapkan syukur kepada Tuhan, dan terimakasih sebesar2nya kepada seluruh keluarga, kerabat, dan teman yang turut membantu dan berpartisipasi dalam acara kemarin. :)

Anyhow.
After 30 August, kesibukan should be over. Ternyata tidak. Banyak banget hal-hal lain yang masih harus diurusin: pindah rumah, ngitung angpao (penting banget ini!!), ngitung tanggalan buat KBA (ooopps too much info hehe), dan pastinya meng-update cerita di blog supper happening ini! (again, SOK happening hehe).

Banyak banget deh yang saya mau ceritain. But satu2 yah hehe. Mulai hari ini saya akan tulis disini tiap malam deh (janji palsu nih kayaknya).

Here we go.

Pertama saya mau cerita kejadian 10 hari sebelum hari H, ttg doa syukur yang diadakan tanggal 20 August 2014 di rumah orang tua saya. Doa syukur ini di sponsori oleh Bapak Ketua Lingkungan (dan ibu) Alfonsus III yang a.k.a adalah orang tua saya sendiri hehe. Seminggu sebelumnya si mama udah mondar mandir bilang "jangan lupa tanggl 20 dirumah yah, MT" saya sih udah bisa-bisa ajah pulang tenggo. Tapi ternyata di hari H si MT ada kerjaan yang harus diselesaikan, walhasil dia harus lembur sampai jam 7 (iyah, sekarang pulang jam 7 itu lembur lho, nggak seperti dulu, ketika kita masih di KAP hahaha!). Ok, then MT dateng telat, tepatnya setelah acara selesai haha!. Akhirnya kami didoain sama pembawa renungan, Pak Hanjaya, di akhir acara.

Renungan yang dibawa oleh Pak Hanjaya malam itu, menurut saya sih bagus banget. Si Om ini memberikan perumpaan yang masuk akal. Salah satunya menikah itu seharusnya bekerja seperti "gunting". Karena gunting itu terdiri dari 2 mata pisau yang saling membantu dan bekerja bersama, makanya disebut gunting. Kalau salah satu mata pisau bekerja sendiri namanya bukan gunting, tapi cutter. Next, 2 mata pisau ini selalu bekerja bersama. kalau kita menggunting kertas, mata pisau yang atas selalu bergerak ke bawah, dan mata pisau bawah selalu bergerak ke atas. Tidak pernah ada yang diam saja tenang2 nungguin mata pisau yang lain. Begitulah harusnya sepasang suami dan istri. Next, dua mata pisau ini dipaku menjadi satu di tengah2 nya. Paku ini adalah Cinta Kasih. Kalau tidak ada cinta kasih, maka kedua pribadi yang berbeda tidak dapat dijadikan satu menjadi sepasang suami dan istri. Tuh! Bagus kan perumpaannya si Om Hanjaya ini :D

Berikutnya dia cerita soal menaklukan suami yang galak. hehe. Dia pakai cerita berikut ini:
Suatu ketika, ada seorang istri di negara India yang memiliki suami sangat galak. Akhirnya dia pergi ke "orang pintar" untuk meminta jurus supaya suaminya mati saja. si orang pintar ini berkata: kamu mau suami kamu mati, atau mau suami kamu nurut sama kamu? Akhirnya si istri bilang, iyah saya mau suami saya nurut sama saya. Si orang pintar menyarankan si istri untuk membawakan 3 helai kumis harimau yang masih hidup.
Sepulang kerumah, si istri berpikir keras, bagaimana bisa dia mengambil kumis harimau? Akhirnya setiap hari dia membeli 2 kilo daging sapi segar untuk diberikan kepada harimau di hutan. Sehari 2 kilo dan semakin hari si istri semakin berani mendekati si harimau. Suatu hari, waktu harimau nya makan kenyang dan tertidur, sang istri sudah mulai berani mengelus2 kepala si harimau. Akhirnya dia bisa mencabut 2 helai kumis harimau dan diberikan kepada si orang pintar.
Sesampainya disana si orang pintar bilang: Harimau, binatang yang begitu buas, saja bisa kamu taklukan. Apalagi suami kamu yang sama-sama manusia seperti kamu?
Inti dari cerita sang istri dan harimau adalah: segalak-galaknya suami, kelemahannya ada di perut hehe!

Yah itu 2 cerita yang saya ingat dari doa syukur yang diselenggarakan di rumah orang tua saya (berhubung sekarang sudah tinggal terpisah, jadi bilangnya 'rumah orang tua' hehe).

Masih banyak cerita-cerita seputar wedding yang saya mau ceritain disini (entah akan dibaca orang atau tidak, tapi saya tetap akan cerita: keukeuh haha!).
Next post saya mau cerita tentang bridal shower kecil-kecilan, hari H, vendor review, honeyweek review, pindah rumah dll.
So, stay tune! hehehe (sok iye banget deh ini si penulis blog, kayak banyak ajah yang tune in haha!)

Ciao!

No comments: