I used "actress" because I am a woman. :)
Suatu hari gw menonton another romance film, dan gw berangan2 untuk menjadi si pemeran utama, yang selalu baik hati, lemah lembut, yang akhirnya menemukan sang pangeran pujaan, and they live happily ever after. and bla bla bla..
Kemuadian gw bertanya kepada diri sendiri.
WHAT IF (I hate this what if thing)..
What if, di dunia nyata ini, bukan gw pemeran utamanya..
What if, sebenernya gw berperan sebagai Drunella (saudara tiri Cinderella)..
What if, peran gw hanya figuran semata..
and any other "what if" yang menyatakan bahwa I am not the main actress.
Tapi kemudian gw berfikir.
Tuhan itu menciptakan semua dengan tujuannya masing2 bukan?
Drunella pasti memiliki kisahnya sendiri dibalik ke-iri-an-nya dengan Cinderella.
dan di cerita itu, Drunella akan menjadi pemeran utamannya bukan?
Dan di akhir perenungan gw *cah elahh*
gw menyimpulkan.
Dunia nyata ini adalah cerita kita masing2.
Dengan kita sebagai pusat dari segala macam cerita di dalam nya.
Cerita ini hanya bisa dibaca oleh diri kita sendiri.
dan ada satu privilege lagi, yaitu, kitalah penulisnya.
Yes, we are the author of our own life.
So, buat yang lagi resah memikirkan sesuatu yg bikin semangat turun (orang itu adalah gw sendiri sebetulnya) mari semangat, jadilah penulis cerita diri kita sendiri.
buat orang yang selalu mengeluh atas hidupnya saat ini (kembali lagi orang itu adalah gw), marilah berhenti mengeluh, hadapi semuanya dengan senyum, karena dunia ini hanya cerita, dan kita penulisnya.
buat orang yang takut menghadapi besok, dan membuat "what if-what if" lainnya (dan orang itu adalah gw lagih), remember: u are the author!!
dan sebenarnya ini blog dibuat untuk membangkitkan semangat gw sendiri menghadapi Senin..haha..
Have a great Monday guys! :D
My Math teacher said "The important thing is THE PROCESS, not the result." And I believe it ever since.
Sunday, July 4, 2010
Thursday, June 17, 2010
World Cup Euphoria
Firstly, thanks to Martinus for reading my blog earlier. hope my blog could help u to kill your OFFICE HOUR..hahaha...
Ok, now I just wanna share something, timelines..
I picked the World Cup moment.
8 years ago..
World Cup 2002 - Korea Japan.
I still in Senior High School in that time. Fortunately, the world cup matches played in evening. haha. I still remember when the final moment (Italy vs..ummm-forgot) was cut by adzan maghrib in RCTI. haha. and I couldnt see the goal in the end..haha..
In 2002, I still have the free though, not thinking about where I'll go next in my future life. I just live my life happily ever after (at least in that time) haha.
4 years ago..
World Cup 2006 - Germany
June-July 2006 is the semester break in my university, I went back to home (from Bandung, where my University is). I still did not have a television in my own room, so that I should sleepover in my brother's.
After all, I still enjoying my life. I watched the semifinal matches in my friend house, with bbq party.
this year..
World Cup 2010 - South Africa
I even coulnt watch the opening ceremony.*sigh*
I have to come late from work. I did not see my fave team first match. I have to see some match, with laptop on my desk, excel files opened, ACL file opened. I have to watch some matches in Padang.
Oh my... what a big different could happen in 4 years.
Yeah, at least, I could buy some things with my own earned money. (from the very hard work) *lebay* haha
4 years later..
World Cup 2014 - Brazil (CMIIW)
where will I watch the match?
what will I do while I watch them?
will I still be an auditor?
will I still write something in this blog? :)
I'll update you in the next four year..World Cup 2014.. :)
Ok, now I just wanna share something, timelines..
I picked the World Cup moment.
8 years ago..
World Cup 2002 - Korea Japan.
I still in Senior High School in that time. Fortunately, the world cup matches played in evening. haha. I still remember when the final moment (Italy vs..ummm-forgot) was cut by adzan maghrib in RCTI. haha. and I couldnt see the goal in the end..haha..
In 2002, I still have the free though, not thinking about where I'll go next in my future life. I just live my life happily ever after (at least in that time) haha.
4 years ago..
World Cup 2006 - Germany
June-July 2006 is the semester break in my university, I went back to home (from Bandung, where my University is). I still did not have a television in my own room, so that I should sleepover in my brother's.
After all, I still enjoying my life. I watched the semifinal matches in my friend house, with bbq party.
this year..
World Cup 2010 - South Africa
I even coulnt watch the opening ceremony.*sigh*
I have to come late from work. I did not see my fave team first match. I have to see some match, with laptop on my desk, excel files opened, ACL file opened. I have to watch some matches in Padang.
Oh my... what a big different could happen in 4 years.
Yeah, at least, I could buy some things with my own earned money. (from the very hard work) *lebay* haha
4 years later..
World Cup 2014 - Brazil (CMIIW)
where will I watch the match?
what will I do while I watch them?
will I still be an auditor?
will I still write something in this blog? :)
I'll update you in the next four year..World Cup 2014.. :)
Sunday, February 14, 2010
a stupidity
14.02.10
Happy Valz..
Happy Lunar New Year..
Di detik pertama hari kasih sayang dan hari kebersamaan keluarga ini, kata-kata pertama yg keluar dalam pikiran saya adalah: stupid moron makes a stupidity.
stupid moron: Me
stupidity: formated all data in my external HD
shut!
Semua bermula gara2 gw lagi iseng beberes kamar sambil mendengar lagu2 romansa tahun 90-an pada jam 11 malam. Lagu2 itu berasal dari HD external gw yg dinyalakan melalui laptop. Saat beberes, kemudian gw menemukan flash disk yang gw beli saat baru masuk kuliah, 256 MB dengan harga selangit.
Seingat saya dulu, nama flash disk itu adalah "Anastasia's", sama seperti nama HD Ext saya sekarang. Karena gw mau melihat isi flashdisk tersebut, akhirnya gw scanned dulu, dan gw tinggal beberes lagih. Setelah selesai beberes, scanning belum juga selesai. Bodohnya, saya langsung berfikir: :ahh, yah udah format ajah dhe.." saat melakukan quick format, muncul message box: "this drive are using by a program are you sure want to format?" begitu kira2. akhirnya gw format.
Setelah diformat, gw baru sadar bahwa:
1. knapa falsh disk gw ukurannya dalam GB??
2. ternyata flash disk bapuk yang udah lama itu sudah rusak, dan sudah tidak terdeteksi oleh laptop gw.
3. di ext HD, ada seluruhh data client yg gw kerjakan dari October sampai kemarin dari surabaya!! sh*t!
setelah sadar, buru2 gw check laptop kantor, memastikan bahwa data Client terakhir masih tersimpan dengan baik di laptop. Ternyata benar, 2 dari kira2 kira2 10 klien hasil jerih payah gw terselamatkan.
Setelah itu otak gw langsung berfikir cepat buat menghubungi atasan, memastikan gw udah mengopi data tersebut ke HD beliau. Fiuuhhh...jawabannya menenangkan hati. Tapi memalukan Hrga diri. Seorang IT Auditor yang sangat concern ttg Keamanan Data, malah melakukan hal paling bodoh yang pernah dilakukan orang di dunia ini.
Walhasil sekarang yg gw dapat:
1. seluruh database lagu gw hilang, tinggal 18 lagu yg sempet gw kopi ke laptop.
2. seluruh jerih payah gw selama di 5 bulan di surabaya, hilang seketika.
3. what a stupid moron.
4. pembelajaran untuk lebih teliti dan berhati2.
cheers,
Happy Valz..
Happy Lunar New Year..
Di detik pertama hari kasih sayang dan hari kebersamaan keluarga ini, kata-kata pertama yg keluar dalam pikiran saya adalah: stupid moron makes a stupidity.
stupid moron: Me
stupidity: formated all data in my external HD
shut!
Semua bermula gara2 gw lagi iseng beberes kamar sambil mendengar lagu2 romansa tahun 90-an pada jam 11 malam. Lagu2 itu berasal dari HD external gw yg dinyalakan melalui laptop. Saat beberes, kemudian gw menemukan flash disk yang gw beli saat baru masuk kuliah, 256 MB dengan harga selangit.
Seingat saya dulu, nama flash disk itu adalah "Anastasia's", sama seperti nama HD Ext saya sekarang. Karena gw mau melihat isi flashdisk tersebut, akhirnya gw scanned dulu, dan gw tinggal beberes lagih. Setelah selesai beberes, scanning belum juga selesai. Bodohnya, saya langsung berfikir: :ahh, yah udah format ajah dhe.." saat melakukan quick format, muncul message box: "this drive are using by a program are you sure want to format?" begitu kira2. akhirnya gw format.
Setelah diformat, gw baru sadar bahwa:
1. knapa falsh disk gw ukurannya dalam GB??
2. ternyata flash disk bapuk yang udah lama itu sudah rusak, dan sudah tidak terdeteksi oleh laptop gw.
3. di ext HD, ada seluruhh data client yg gw kerjakan dari October sampai kemarin dari surabaya!! sh*t!
setelah sadar, buru2 gw check laptop kantor, memastikan bahwa data Client terakhir masih tersimpan dengan baik di laptop. Ternyata benar, 2 dari kira2 kira2 10 klien hasil jerih payah gw terselamatkan.
Setelah itu otak gw langsung berfikir cepat buat menghubungi atasan, memastikan gw udah mengopi data tersebut ke HD beliau. Fiuuhhh...jawabannya menenangkan hati. Tapi memalukan Hrga diri. Seorang IT Auditor yang sangat concern ttg Keamanan Data, malah melakukan hal paling bodoh yang pernah dilakukan orang di dunia ini.
Walhasil sekarang yg gw dapat:
1. seluruh database lagu gw hilang, tinggal 18 lagu yg sempet gw kopi ke laptop.
2. seluruh jerih payah gw selama di 5 bulan di surabaya, hilang seketika.
3. what a stupid moron.
4. pembelajaran untuk lebih teliti dan berhati2.
cheers,
Wednesday, January 20, 2010
Working is a lifestyle
What's an idea came from the title?
Actually I dont know for sure, it's just cool to say "working is a lifestyle" hahaha..
firstly, for me, it's not a lifestyle at all...
I hate to work,
I hate to have pressure in achieving a goal,
I hate to waste my life behind the desk, in front of my laptop, 8 hour a day (sometimes more than that), 5 days a week, 52 weeks a year..
but,
Sorry to said to myself, working is part of my life.
If u wanna be rich, work hard
If u wanna be success, work smart
So, now I, hate or not, have to make working as my lifestyle.
Then, I'll find my way to be a smart worker!..
ok, this the last post before I go to Surabaya, again..
I made this post just for reminder (for me) to work smart, to be grateful..
See u in the next 1 weeks (I hope not more than 1 week =P )..
Actually I dont know for sure, it's just cool to say "working is a lifestyle" hahaha..
firstly, for me, it's not a lifestyle at all...
I hate to work,
I hate to have pressure in achieving a goal,
I hate to waste my life behind the desk, in front of my laptop, 8 hour a day (sometimes more than that), 5 days a week, 52 weeks a year..
but,
Sorry to said to myself, working is part of my life.
If u wanna be rich, work hard
If u wanna be success, work smart
So, now I, hate or not, have to make working as my lifestyle.
Then, I'll find my way to be a smart worker!..
ok, this the last post before I go to Surabaya, again..
I made this post just for reminder (for me) to work smart, to be grateful..
See u in the next 1 weeks (I hope not more than 1 week =P )..
Monday, January 18, 2010
Hitung Penghasilan...
Setelah sampai kantor kepagian, dan ternyata belum ada org, akhirnya saya browsing2 detik...
Saya menemukan artikel bagus (sepertinya) karena belum sempat saya baca...haha...
saya kopi disini dulu dhe...
Jakarta - Pembaca yang bijak diawal tahun 2010 ini kami ingin menyampaikan bahwa mumpung masih awal tahun semangat untuk lebih maju pasti masih besar demikian juga dengan semangat untuk menjadi lebih kaya pasti juga sangat besar.
Pada artikel kami yang pertama telah kami sampaikan bagaimana menyikapi kondisi agar kita dapat mencapai fase I yaitu kesehatan keuangan. Pada artikel ini juga sekalian kami bahas beberapa pertanyaan terkait dengan arikel kami yang pertama khususnya mengenai hutang yang memang merupakan merupakan 'makhluk' yang dapat berfungsi sebagai 'madu dan racun', berikut adalah paparannya:
1. Bagi mereka yang memiliki pengeluaran 'hanya' sebesar 10% s/d 30% dari penghasilan maka batasan cicilan hutang sebesar 30% menjadi relatif, jawaban tegas dari kami bahwa batasan hutang maksimum sebesar 30% dari penghasilan anda adalah mutlak meskipun pengeluaran 'hanya' sebesar 10% s/d 30%. Berdasarkan survey empiris menyatakan sebuah lembaga keuanganpun tidak akan member kredit kepada seorang debitur jika jumlah cicilan perbulan melebihi 30% s/d 40% dari total penghasilan (kecuali ada rekayasa dari debitur dan kreditur).
2. Untuk mereka yang berada pada poin 'd' maka silahkan anda ikuti saran berikut yakni tetap mencari solusi untuk menyelesaikan hutang secara jangka menengah panjang, sementara jangka pendek anda harus meminta pertolongan dana bantuan bukan pinjaman. Langkah berikut sudah kami paparkan pada artikel yang lalu.
Demikian jika anda sudah menuju untuk berada dalam jalur menuju koridor berhutang yang sehat maka kini saatnya anda melakukan perhitungan akan kebutuhan (bukan keinginan) keuangan anda yang lain. Dapat kami sampaikan bahwa anda perlu memperbesar penghasilan anda namun sebelum itu tercapai maka ada hal yang lebih mudah anda lakukan yakni menekan pengeluaran, mengapa lebih mudah menekan pengeluaran?, karena pengeluaran yang dilakukan adalah sebagian besar sangat bergantung kepada diri anda sendiri, sementara meningkatkan penghasilan sebagian besar sangat bergantung pada pihak lain diluar anda.
Cara yang efektif adalah mulai melakukan pencatatan atas seluruh pengeluaran bulanan (diluar cicilan hutang), lakukan review terhadap 5 (lima) pengeluaran terbesar bulanan anda, lakukan efisiensi atas pengeluaran anda sehingga dapat ditekan besaran pengeluarannya. Setelah anda melakukan pencatatan dan efisiensi pengeluaran, langkah selanjutnya melakukan pencatatan seluruh pembayaran hutang (cicilan + pokok) per bulannya kemudian lakukan penilaian (valuasi) atas penghasilan anda apakah sudah mencapai besaran yang tepat?
Sekedar informasi seluruh pencatatan mohon dilakukan dalam kolom sebelum review dan setelah review dilakukan.
Dalam melakukan valuasi penghasilan anda, ada tahapannya:
1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation);
2.Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation);
3.Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation).
Agar memudahkan, berikut penjelasannya :
1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation): adalah tahapan dimana kondisi total pengeluaran lebih besar dari penghasilan alias 'Besar Pasak dari pada Tiang', dalam kondisi ini arus kas menjadi defisit atau negatif serta bobot cicilan hutang perbulan diatas 50% dari total penghasilan. Lihat contoh berikut:
Tabel 1: Uraian per bulan Besarnya Bobot vs Pendapatan
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan hutang) Rp 17.500.000 93,33%
Cicilan hutang Rp 9.825.000 52,40%
Total pengeluaran = 2+3 Rp 27.325.000 145,73%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp (8.575.000) -45,73%
Surplus (defisit) cicilan hutang Rp (4.200.000) -22,40%
Dalam kasus diatas terlihat bahwa pengeluaran (defisit) Rp 8.575.000.
Pada kasus ini kemungkinan besar untuk menutupi kekurangan maka dilakukan dengan cara menambah hutang melalui kartu kredit. Cara tersebut sangat berbahaya dan tidak dapat dibenarkan. Sebaiknya pada kondisi ini segera minta bantuan dana dari relasi ataupun keluarga dekat.
Kami sangat menyarankan agar dapat melakukan review atas aktifitas usaha kasus diatas, carilah potensi yang besar untuk meningkatkan penghasilan.
2. Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation): kembali pada kasus diatas individu atau keluarga tersebut wajib meningkatkan penghasilan, masalahnya adalah berapa penghasilan yang wajar untuk kasus diatas?, berikut adalah formulasi Valuasi Penghasilan Wajar:
Total pengeluaran dalam kondisi defisit / 90%
Mengapa pembagi harus 90%?, hal ini disebabkan karena untuk mencapai zona kebebasan finansial atau anda menjadi lebih kaya maka wajib menyisihkan penghasilan minimal 10% dan ditempatkan pada investasi yang tepat (akan kami bahas di artikel berikutnya).
Sehingga kasus diatas penghasilan menjadi Rp 30.361.111. Atau dalam tabel berikut:
Tabel 2: Valuasi Penghasilan Wajar Besarnya Bobot vs Pendapatan
Pendapatan Bersih Wajar Rp 30.361.111 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 3.036.111 10%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) RP 17.500.000 57,64%
Cicilan utang Rp 9.825.000 32,36%
Total pengeluaran Rp 30.361.111 100%
Surplus (defisit) pengeluaran - 0
Surplus (defisit cicilan utang) Rp (716.667) -2,36%
Dari tabel terlihat bahwa defisit sudah nol dan cicilan hutang menurun dari bobot terhadap penghasilan 52,40% menjadi 32,35%.
3. Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation): pada tahapan ini individu/keluarga tersebut sudah berada pada koridor keuangan yang sehat, yakni sesuai tabel:
Tabel 3: Valuasi Penghasilan Ideal (saat nanti) Besarnya Bobot vs Pendapatan
Pendapatan bersih ideal Rp 50.250.000 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 5.025.000 10%
Pengeluarn (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 34,83%
Cicilan utang Rp 9.825.000 19,55%
Total Pengeluaran Rp 32.350.000 64,38%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp 17.900.000 35,62%
Surplus (defisit) cicilan utang Rp 5.250.000 10,45%
Dana yang diinvestasikan Rp 17.900.000 35,625
Adapun formulasi Valuasi Penghasilan Ideal adalah:
Cicilan hutang perbulan/30% + Pengeluaran (diluar cicilan hutang)
Terlihat bahwa bobot cicilan hutang telah mencapai < 30% yaitu 19,55% serta terjadi surplus sebesar 35,62%.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana saya mendapatkan tambahan penghasilan tersebut?, hal ini dapat dicapai dengan pindah pekerjaan atau melakukan usaha tambahan. Memang bukan merupakan hal yang mudah namun setidaknya anda sudah mengetahui batasan penghasilan yang sehat sesuai dengan kondisi anda.
Sekedar informasi penghasilan dan cicilan hutang yang dimaksud disini adalah dapat merupakan penghasilan dan cicilan hutang gabungan (suami & istri).
Namun sebaliknya secara realistis kita harus siap dan wajib melakukan 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran jika proyeksi untuk mendapatkan penghasilan tambahan belum nampak.
Tabel berikut adalah contoh sebuah keluarga yang telah melakukan review 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran dikarenakan proyeksi penghasilan tambahan belum nampak (kasus sama dengan diatas):
Tabel 4: Uraian (Total per Bulan) Besarnya (sblm review) Bobot vs Pendapatan (sblm Review) Besarnya (stlh review) Bobot vs Pendapatan (stlh review)
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100% Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 93,33% Rp 8.925.000 47,60%
Cicilan Utang Rp 9.825.000 52,40% Rp 9.825.000 52,40%
Total Pengeluaran RP 27.325.000 145,73% Rp 18.750.000 100%
Surplus (defisit) pengeluaran (Rp 8.575.000) -45,73% - 0%
Surplus (defisit) cicilan utang (Rp 4.200.000). -22,40% (Rp 4.200.000) -22,40%
Perhatikan pengeluaran diluar cicilan hutang wajib dan harus ditekan sehingga total pengeluaran tidak menjadi defisit. Memang sekali lagi ini adalah hal yang berat dan tidak mudah namun dapat dilakukan dengan semangat dan disiplin yang ekstra tinggi.
Sekarang kita kembali pada keluarga yang telah berhasil mendapatkan tambahan penghasilan, kisaran peningkatan yang berada diantara Penghasilan Wajar hingga Ideal adalah sudah cukup untuk membuat kekayaan anda bertambah, dengan catatan minimal sebanyak 10% dari pendapatan anda per bulan ditempatkan pada investasi bukan spekulasi.
Pembaca yang bijak, apakah beda investasi dan spekulasi? pada artikel berikut akan kami bahas serta bagaimana sebuah keluarga melakukan investasi yang benar dan akurat sehingga masa depan keluarga lebih terjamin, mari kita tunggu.
Taufik Gumulya, CFP(R) CEO dan Financial Planner pada TGRM Perencana Keuangan.
sumber:
http://www.detikfinance.com/read/2010/01/18/072340/1280358/722/yukhitung-ulang-penghasilan-kita
Saya menemukan artikel bagus (sepertinya) karena belum sempat saya baca...haha...
saya kopi disini dulu dhe...
Jakarta - Pembaca yang bijak diawal tahun 2010 ini kami ingin menyampaikan bahwa mumpung masih awal tahun semangat untuk lebih maju pasti masih besar demikian juga dengan semangat untuk menjadi lebih kaya pasti juga sangat besar.
Pada artikel kami yang pertama telah kami sampaikan bagaimana menyikapi kondisi agar kita dapat mencapai fase I yaitu kesehatan keuangan. Pada artikel ini juga sekalian kami bahas beberapa pertanyaan terkait dengan arikel kami yang pertama khususnya mengenai hutang yang memang merupakan merupakan 'makhluk' yang dapat berfungsi sebagai 'madu dan racun', berikut adalah paparannya:
1. Bagi mereka yang memiliki pengeluaran 'hanya' sebesar 10% s/d 30% dari penghasilan maka batasan cicilan hutang sebesar 30% menjadi relatif, jawaban tegas dari kami bahwa batasan hutang maksimum sebesar 30% dari penghasilan anda adalah mutlak meskipun pengeluaran 'hanya' sebesar 10% s/d 30%. Berdasarkan survey empiris menyatakan sebuah lembaga keuanganpun tidak akan member kredit kepada seorang debitur jika jumlah cicilan perbulan melebihi 30% s/d 40% dari total penghasilan (kecuali ada rekayasa dari debitur dan kreditur).
2. Untuk mereka yang berada pada poin 'd' maka silahkan anda ikuti saran berikut yakni tetap mencari solusi untuk menyelesaikan hutang secara jangka menengah panjang, sementara jangka pendek anda harus meminta pertolongan dana bantuan bukan pinjaman. Langkah berikut sudah kami paparkan pada artikel yang lalu.
Demikian jika anda sudah menuju untuk berada dalam jalur menuju koridor berhutang yang sehat maka kini saatnya anda melakukan perhitungan akan kebutuhan (bukan keinginan) keuangan anda yang lain. Dapat kami sampaikan bahwa anda perlu memperbesar penghasilan anda namun sebelum itu tercapai maka ada hal yang lebih mudah anda lakukan yakni menekan pengeluaran, mengapa lebih mudah menekan pengeluaran?, karena pengeluaran yang dilakukan adalah sebagian besar sangat bergantung kepada diri anda sendiri, sementara meningkatkan penghasilan sebagian besar sangat bergantung pada pihak lain diluar anda.
Cara yang efektif adalah mulai melakukan pencatatan atas seluruh pengeluaran bulanan (diluar cicilan hutang), lakukan review terhadap 5 (lima) pengeluaran terbesar bulanan anda, lakukan efisiensi atas pengeluaran anda sehingga dapat ditekan besaran pengeluarannya. Setelah anda melakukan pencatatan dan efisiensi pengeluaran, langkah selanjutnya melakukan pencatatan seluruh pembayaran hutang (cicilan + pokok) per bulannya kemudian lakukan penilaian (valuasi) atas penghasilan anda apakah sudah mencapai besaran yang tepat?
Sekedar informasi seluruh pencatatan mohon dilakukan dalam kolom sebelum review dan setelah review dilakukan.
Dalam melakukan valuasi penghasilan anda, ada tahapannya:
1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation);
2.Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation);
3.Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation).
Agar memudahkan, berikut penjelasannya :
1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation): adalah tahapan dimana kondisi total pengeluaran lebih besar dari penghasilan alias 'Besar Pasak dari pada Tiang', dalam kondisi ini arus kas menjadi defisit atau negatif serta bobot cicilan hutang perbulan diatas 50% dari total penghasilan. Lihat contoh berikut:
Tabel 1: Uraian per bulan Besarnya Bobot vs Pendapatan
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan hutang) Rp 17.500.000 93,33%
Cicilan hutang Rp 9.825.000 52,40%
Total pengeluaran = 2+3 Rp 27.325.000 145,73%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp (8.575.000) -45,73%
Surplus (defisit) cicilan hutang Rp (4.200.000) -22,40%
Dalam kasus diatas terlihat bahwa pengeluaran (defisit) Rp 8.575.000.
Pada kasus ini kemungkinan besar untuk menutupi kekurangan maka dilakukan dengan cara menambah hutang melalui kartu kredit. Cara tersebut sangat berbahaya dan tidak dapat dibenarkan. Sebaiknya pada kondisi ini segera minta bantuan dana dari relasi ataupun keluarga dekat.
Kami sangat menyarankan agar dapat melakukan review atas aktifitas usaha kasus diatas, carilah potensi yang besar untuk meningkatkan penghasilan.
2. Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation): kembali pada kasus diatas individu atau keluarga tersebut wajib meningkatkan penghasilan, masalahnya adalah berapa penghasilan yang wajar untuk kasus diatas?, berikut adalah formulasi Valuasi Penghasilan Wajar:
Total pengeluaran dalam kondisi defisit / 90%
Mengapa pembagi harus 90%?, hal ini disebabkan karena untuk mencapai zona kebebasan finansial atau anda menjadi lebih kaya maka wajib menyisihkan penghasilan minimal 10% dan ditempatkan pada investasi yang tepat (akan kami bahas di artikel berikutnya).
Sehingga kasus diatas penghasilan menjadi Rp 30.361.111. Atau dalam tabel berikut:
Tabel 2: Valuasi Penghasilan Wajar Besarnya Bobot vs Pendapatan
Pendapatan Bersih Wajar Rp 30.361.111 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 3.036.111 10%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) RP 17.500.000 57,64%
Cicilan utang Rp 9.825.000 32,36%
Total pengeluaran Rp 30.361.111 100%
Surplus (defisit) pengeluaran - 0
Surplus (defisit cicilan utang) Rp (716.667) -2,36%
Dari tabel terlihat bahwa defisit sudah nol dan cicilan hutang menurun dari bobot terhadap penghasilan 52,40% menjadi 32,35%.
3. Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation): pada tahapan ini individu/keluarga tersebut sudah berada pada koridor keuangan yang sehat, yakni sesuai tabel:
Tabel 3: Valuasi Penghasilan Ideal (saat nanti) Besarnya Bobot vs Pendapatan
Pendapatan bersih ideal Rp 50.250.000 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 5.025.000 10%
Pengeluarn (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 34,83%
Cicilan utang Rp 9.825.000 19,55%
Total Pengeluaran Rp 32.350.000 64,38%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp 17.900.000 35,62%
Surplus (defisit) cicilan utang Rp 5.250.000 10,45%
Dana yang diinvestasikan Rp 17.900.000 35,625
Adapun formulasi Valuasi Penghasilan Ideal adalah:
Cicilan hutang perbulan/30% + Pengeluaran (diluar cicilan hutang)
Terlihat bahwa bobot cicilan hutang telah mencapai < 30% yaitu 19,55% serta terjadi surplus sebesar 35,62%.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana saya mendapatkan tambahan penghasilan tersebut?, hal ini dapat dicapai dengan pindah pekerjaan atau melakukan usaha tambahan. Memang bukan merupakan hal yang mudah namun setidaknya anda sudah mengetahui batasan penghasilan yang sehat sesuai dengan kondisi anda.
Sekedar informasi penghasilan dan cicilan hutang yang dimaksud disini adalah dapat merupakan penghasilan dan cicilan hutang gabungan (suami & istri).
Namun sebaliknya secara realistis kita harus siap dan wajib melakukan 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran jika proyeksi untuk mendapatkan penghasilan tambahan belum nampak.
Tabel berikut adalah contoh sebuah keluarga yang telah melakukan review 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran dikarenakan proyeksi penghasilan tambahan belum nampak (kasus sama dengan diatas):
Tabel 4: Uraian (Total per Bulan) Besarnya (sblm review) Bobot vs Pendapatan (sblm Review) Besarnya (stlh review) Bobot vs Pendapatan (stlh review)
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100% Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 93,33% Rp 8.925.000 47,60%
Cicilan Utang Rp 9.825.000 52,40% Rp 9.825.000 52,40%
Total Pengeluaran RP 27.325.000 145,73% Rp 18.750.000 100%
Surplus (defisit) pengeluaran (Rp 8.575.000) -45,73% - 0%
Surplus (defisit) cicilan utang (Rp 4.200.000). -22,40% (Rp 4.200.000) -22,40%
Perhatikan pengeluaran diluar cicilan hutang wajib dan harus ditekan sehingga total pengeluaran tidak menjadi defisit. Memang sekali lagi ini adalah hal yang berat dan tidak mudah namun dapat dilakukan dengan semangat dan disiplin yang ekstra tinggi.
Sekarang kita kembali pada keluarga yang telah berhasil mendapatkan tambahan penghasilan, kisaran peningkatan yang berada diantara Penghasilan Wajar hingga Ideal adalah sudah cukup untuk membuat kekayaan anda bertambah, dengan catatan minimal sebanyak 10% dari pendapatan anda per bulan ditempatkan pada investasi bukan spekulasi.
Pembaca yang bijak, apakah beda investasi dan spekulasi? pada artikel berikut akan kami bahas serta bagaimana sebuah keluarga melakukan investasi yang benar dan akurat sehingga masa depan keluarga lebih terjamin, mari kita tunggu.
Taufik Gumulya, CFP(R) CEO dan Financial Planner pada TGRM Perencana Keuangan.
sumber:
http://www.detikfinance.com/read/2010/01/18/072340/1280358/722/yukhitung-ulang-penghasilan-kita
Subscribe to:
Posts (Atom)