Saturday, March 17, 2018

Freezing Japan 2018 - Day 1: Jakarta - Tokyo (Narita)

Saya janji di posting ini saya akan pasang foto. :)

Somehow yang postingan tanpa foto itu tidak menarik, tapi saya selalu malas kalo posting harus pasang foto. Karena ribet banget, harus pindahin foto dl ke Laptop, then harus diedit menjadi portrait, dan harus di edit menjadi cantik! (ini yang paling penting bruh!). Habis itu masih harus di upload ke blog.

Anyway.. mulai yah cerita hari pertama.

Hari pertama (18Feb18), pesawat kita kebetulan jam 6.35 AM waktu Jakarta, jadi kita lumayan kepotong seharian di jalan. Nah, waktu pulangnya nanti, pesawat kita jam 10.00 PM waktu Jepang, so kita untuk di belakang. Kabar burung, kalau tiket pesawat promo biasanya begitu, pasti ada 1 hari yang kepotong untuk perjalanan, nggak bisa tuh kita dapet pesawat malam pas pulang dan pergi..

Sampai di Narita sudah cukup sore sekitar jam 3. Kebetulan suhu pada saat itu menunjukan angka 3 derajat. Fine! Dengan lenggang kangkung saya yg hanya mengenakan cardigan, PD ajah karena pasti ada garbarata nya kan. Ternyata, nggak di Cengkareng, nggak di Narita, pesawat pada rebutan tempat parkir, so kita harus turun pesawat dan naik bus. Dengan tanpa menggunakan jaket lengkap.

Selesai urusan imigrasi, langsung menuju JR East Travel Service Center, yang ada di lantai basemen. Kesana, kita beli Tokyo Wide Pass yang bisa berlaku 3 hari. FYI, TWP ini harganya 10,000 Y yang berlaku 3 consecutive days after pertama kali penggunaan. Sama seperti JR Pass, TWP juga hanya bisa digunakan untuk JR line (disclaimer: ini hasil research saya yahh..). Bedanya dengan JR, TWP hanya bisa dibeli di Tokyo dengan menunjukkan passport dan hanya berlaku di daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya).

TWP Coverage area:

Waktu beli di JR Center, kita akan ditanya rencana 3 hari penggunaannya oleh petugas yang fasih berbahasa Inggris. Dan, kalau kita sudah tau mau naik kereta apa, kemana, di jam berapa, lebih baik langsung booking tiketnya dari sekarang. 

Sesuai dengan rencana awal, kami akan menggunakan TWP 3 hari untuk: Narita Express menuju AirBnB (tanpa TWP: 3,600 Yen), Tour Kawaguchiko (PP dr Shibuya tanpa TWP 8,000 Yen), dan Gala Yuzawa Ski Resort (PP dari Shibuya tanpa TWP 13,000 Yen). Overall, saya untung hampir 15,000 Yen!

Hari itu, karena kami masing ling lung, baru turun dr pesawat, dan kebetulan Narita Express yang kami pesan akan berangkat 5 menit lagi, si petugas pun hanya bilang: I recommend you to run straight ahead to car 9, and you will catch your train. Yahh ngana ngomong gampang, beta kan baru sampe, bawa 2 koper gede suruh lari2an pulak. Anyway, akhirnya we did her recommendation: To Run. Jadinya, in rushing kita nggak bisa ngebooking2 Shinkansen yang mau kita naikin. 

Anyway, checking on Shinkansen sebelum pergi itu caranya: menggunakan google map (untuk referensi tanggal dan Jan keberangkatan). Dari Google Map, saya cocokan dengan hyperdia (website: http://www.hyperdia.com/en/) untuk mencari nama kereta dan jadwal keretanya. Karena kami menggunakan TWP, nggak usah khawatih lagi sama biaya yg ada di hyperdia, karena semuanya tercover!. Kita tinggal tunjukin TWP card nya ke JR Center dan tinggal pesan.. wala! JR center ada dimana2 kok di statiun2 besar seperti Shinjuku, Asakusa, Ueno, dst. 

Naik Narita Express, locked our baggage on the back of the car, iyah, jd ada bagasinya, trus ada cable lock gitu menggunakan password. Cara penyetelannya ada di situ juga, tapi karena terburu2 nggak sempat saya foto. Tapi percayalah, ada bahasa inggrissnya, dan mudah sekali caranya. Lalu kami duduk manis dan perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam. Lama juga yah!

Narita Express ini ada beberapa jadwal dan pemberhentian (silahkan Check di Hyperdia). Untuk teman2 yang berhenti di Shibuya, tidak semua Narita Express berhenti di Shibuya, so dilihat hati2. Kami, kebetulan kami berhenti di Shibuya, dan AirBnB terletak di Statiun Ikejiri Ohasi (3 min train dr Shibuya - 1 stop or 30 min walking from Shibuya). Jadi di Shibuya, kami mengisi terlebih dahulu Suica Card pinjaman untuk naik subway lanjutan ke Ikejiri Ohasi. 

Suhu pada saat itu menunjukkan 6 derajat. Setelah sampai AirBnB dan malas banget bongkar2 koper, karena sudah jam 8an, dan belum makan malam. Akhirnya kami langsung berangkat mau makan Gyukatsu Motomura di Shibuya. 

Kasih dulu ah penampakannya..


Akhirnya pergilah 2 anak kampung ini berjalan keluar. Di table trip plan saya, karena kita cukup cheapo, saya berencana berjalan kaki dari Ikejiri Ohasi St. sampai ke Gyukansu Motomura Shibuya. Nyatanya, sampai bawah apartemen, akhirnya nggak ada yg bertanya, kaki langsung melangkah masuk ke stasiun untuk naik train. :) Dingin banget bruhh.. laper pula..

Sampai di Gyukatsu setelah sempat nyasar 2-3x dengan pake acara naik turun tangga, ternyata sudah ada antrian sekitar 10 org. Jam 9 malam, suhu: 5 derajat. menunggu dalam kelaparan, dan angin malam, serta badan tropis. BYE. Ini malam paling menyiksa selama perjalanan kami ke Jepang. sungguh. Ditengah2 menunggu, si MT bilang: oiyah yah katanya GM Shibuya lama antrinya karena tempat duduk didalam hanya 9, kalau di Shinjuku ada 20 jd lebih cepat. Kenapa toh yah MT nggak bilang sedari awal. Antara nanggung dan tidak nanggung, akhirnya tetap diputuskan mengantri. 

Antrian berakhir setealh 1.5 jam berdiri dalam angin malam. Masuk ke dalam, langsung mendekatkan tangan pada tungku2 kecil buat bakar daging. Dingin banget sumpah! 

Selesai makan, malam kami diakhiri dengan berlarian di jam 11 malam dengan suhu turun ke 3 derajat, menuju kereta, langsung ke AirBnB. berlaripun aku merasa tak sanggup. Rasanya pengen pulang Jakarta ajah saat itu :(

Lanjut ke hari esok yahh..
Yang nulis juga udah ngantuk, mau bobo siang dulu :)



No comments: